Mohon tunggu...
Aldo
Aldo Mohon Tunggu... Lainnya - Detektif informasi, pemintal cerita, dan pemuja mise-en-scène

Everyone says that words can hurt. But have they ever been hurt by the deafening silence? It lingers like the awkward echo after a bad joke, leaving you wondering if you've been forgotten, ostracized, or simply become so utterly uninteresting that even crickets find your company unbearable.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Duel Maut Titan di Lapangan: Indonesia dan Tiongkok Berebut Supremasi Bulutangkis Dunia

5 Mei 2024   01:05 Diperbarui: 5 Mei 2024   01:15 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Trofi Kejuaraan Thomas dan Uber (Badminton World Federation via Kompas.com)

Dunia bulutangkis akan diguncang dengan pertarungan sengit antara dua raksasa, Indonesia dan Tiongkok, yang bersiap untuk memperebutkan supremasi di puncak turnamen beregu putra dan putri, Piala Thomas dan Uber pada 5 Mei 2024. Pertarungan epik ini menjanjikan pertunjukan spektakuler, bukan hanya bagi para pecinta bulutangkis di Indonesia, tetapi juga bagi para penggemar di seluruh dunia. Setiap pukulan kok bolak-balik di Hi-Tech Zone Sports Centre Gymnasium, Chengdu akan tercatat indah dalam arsip sejarah, kisah kemenangan gemilang, kekalahan pahit, dan perjuangan tak kenal lelah untuk mencapai puncak kejayaan bulutangkis. Pertarungan ini juga bukan sekadar adu taktik dan keahlian permainan, tetapi juga pertarungan mental dan semangat juang yang membara.

Warisan Kebanggaan: Kekuatan Bulutangkis Indonesia dengan Keunggulan Sejarah Beregu Putra

Indonesia memiliki sejarah panjang dan termasyhur dalam dunia bulutangkis, secara konsisten menduduki peringkat atas di antara tim terkuat dunia. 

Dominasi Indonesia terlihat jelas di Piala Thomas, bukti nyata dedikasi bangsa ini dalam membina talenta bulutangkis. Indonesia memegang rekor 14 kemenangan dalam turnamen bergengsi ini. Selain itu, tim Indonesia tidak pernah absen dari turnamen Piala Thomas sejak pertama kali mengikuti dan menjuarai kompetisi tersebut pada tahun 1958. 

Tim putra Indonesia telah berpartisipasi dalam Piala Thomas sebanyak 30 kali, serta telah bermain di pertandingan puncak sebanyak 22 kali dan hanya sekali gagal menempati peringkat empat besar. Prestasi ini menunjukkan kedalaman dan konsistensi bulutangkis beregu putra Indonesia selama bertahun-tahun, terutama mengingat bahwa Indonesia pernah meraih empat gelar berturut-turut dari tahun 1970 hingga 1979 dan lima gelar berturut-turut dari tahun 1994 hingga 2002. Tokoh-tokoh legendaris seperti Rudy Hartono, Tjun Tjun, Christian Hadinata, Eddy Hartono, Taufik Hidayat si "Mr. Backhand", dan pasangan ganda putra ikonik Ricky Subagja dan Rexy Mainaky telah mengukuhkan posisi Indonesia dalam cerita rakyat bulutangkis. 

Para juara ini telah menginspirasi generasi muda Indonesia untuk bermimpi mengikuti jejak pahlawan mereka di pentas dunia. Indonesia sejak dulu dikenal memiliki keseimbangan kekuatan di nomor tunggal dan ganda putra, meskipun terutama tercatat banyak melahirkan pemain ganda putra yang hebat. Ganda putra Indonesia, yang memenangkan sejumlah medali emas Olimpiade dan menjadi juara Dunia bagi negara ini, selama beberapa dekade menjadi faktor penentu kemenangan Indonesia di Piala Thomas. Terlepas dari dominasi ini, PBSI dikenal dengan keputusan pemisahan pemain yang kontroversial, meskipun hal tersebut sering menjadi salah satu faktor kunci dalam memenangkan banyak gelar Piala Thomas dan mendukung konsistensi dan supremasi ganda putra Indonesia di dunia. 

Di sisi lain, tim putri Indonesia telah berpartisipasi dalam Piala Uber sebanyak 27 kali, menjuarai turnamen tersebut sebanyak tiga kali dan sekali gagal lolos pada tahun 2006. Indonesia telah bermain di pertandingan final penentuan sebanyak 11 kali. Meskipun demikian, nama-nama besar seperti Minarni, Eliza Nathanael, Lili Tampi, Vita Marissa, dan Lilyana Natsir di masa lalu belum dapat menginspirasi generasi terkini untuk mencapai kehebatan masa lalu sejak penampilan semifinal Piala Uber pada tahun 2010, setidaknya hingga tim putri Indonesia akhirnya berhasil masuk babak final pada edisi 2024. Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI), asosiasi bulutangkis nasional Indonesia, juga memainkan peran penting dalam kesuksesan ini dengan membangun infrastruktur pelatihan yang kuat terutama untuk mengidentifikasi dan mengasah talenta muda yang menjanjikan sejak usia dini.

Kilas Balik: Pertemuan Tak Terlupakan di Antara Dua Raksasa

Tiongkok telah muncul sebagai penantang tangguh bagi supremasi bulutangkis Indonesia di kategori putra. Kebangkitan Tiongkok yang cepat dalam olahraga ini terbukti dengan catatan impresif mereka di Piala Thomas, dengan raihan gelar sebanyak 10 kali. Indonesia dan Tiongkok yang dikenal sebagai raksasa bulutangkis akan bertemu sebanyak tujuh kali di final Piala Thomas besok. Indonesia sebelumnya telah meraih tiga kemenangan, sama dengan kemenangan Tiongkok dalam enam pertemuan sebelumnya antara-keduanya. Indonesia terakhir bertemu Tiongkok di final Piala Thomas pada edisi 2020 (yang diselenggarakan pada 2021) di Denmark dengan dominasi Indonesia memastikan negara ini menjadi juara untuk yang ke-14 kali. 

Statistik ini tentu akan menyoroti perkembangan motivasi Tiongkok dan tekad mereka untuk menggulingkan Indonesia sebagai raja bulutangkis putra. Keberhasilan Tiongkok selama ini banyak dipengaruhi oleh sistem pelatihan terpusat mereka yang secara konsisten berhasil mengidentifikasi dan melatih pemain bulutangkis muda sejak usia dini. Pemain seperti Lin Dan, yang secara luas dianggap sebagai salah satu pemain bulutangkis terhebat sepanjang masa, serta pasangan ganda putra dominan Cai Yun dan Fu Haifeng menjadi bukti keefektifan sistem ini. Investasi Tiongkok dalam infrastruktur dan pelatihan bulutangkis telah mendorong mereka ke garis depan olahraga ini, menjadikan mereka ancaman serius bagi dominasi Indonesia yang sudah lama dipegang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun