Tanpa fondasi agama Yahudi, Kristen, dan Islam, konsep "Tanah Suci" mungkin tidak memiliki banyak arti, yang berpotensi pada berkurangnya klaim yang bermotifkan agama atas wilayah tersebut. Kepastian dari hal ini akan mengarah pada lebih sedikit perselisihan atas wilayah Israel dan Palestina modern masih belum disimpulkan sama sekali. Kebanggaan nasional, klaim sumber daya, dan persaingan etnis masih bisa memicu ketegangan dalam lanskap tanpa Abraham. Apalagi, keberadaan etnis utama yang memperebutkan wilayah tersebut masih akan ada eksis pada tatanan dunia, meskipun dengan konsep keagamaan yang jauh berbeda. Lebih lanjut, Perang Dunia merupakan peristiwa dahsyat yang dipicu oleh faktor-faktor seperti nasionalisme, militerisme, ambisi kolonial, dan aliansi kekuatan yang berubah - faktor-faktor kompleks yang melampaui identitas agama. Namun, ketidakhadiran agama-agama Abrahamik yang besar dapat memiliki dampak yang halus tetapi berpengaruh. Sebagai contoh, Perang Dunia II dan Holocaust terkait erat dengan teologi Kristen yang terdistorsi dan antisemitisme selama berabad-abad di Eropa. Dunia tanpa latar belakang religius ini mungkin memiliki lintasan yang berbeda dalam konsep penganiayaan dan genosida yang terjadi dan dilakukan oleh Jerman Nazi. Di sisi lain, filsafat atau ideologi nasionalistik alternatif dapat mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh ketidakhadiran agama yang terorganisir, yang berpotensi mengarah pada bentuk penganiayaan yang sama atau bahkan lebih mengerikan.
Dengan demikian, eksplorasi dunia tanpa putra-putra Abraham bukan tentang memprediksi hasil yang lebih baik atau buruk. Hal ini hanya bisa dijadikan sebagai pengingat bahwa keberadaan peristiwa kecil sekalipun dapat membentuk peradaban manusia - dari sistem kepercayaan kita hingga konflik yang kita lakukan. Masa lalu yang berbeda akan berarti masa kini yang juga sangat berbeda: agama yang ditata ulang, filosofi alternatif, pemahaman yang berbeda tentang perdamaian, dan bahkan kemungkinan pembentukan kembali lanskap geopolitik. Pertanyaannya tetap bukan dunia mana yang secara pasti lebih unggul, tetapi seberapa dalam sejarah kita terjalin dengan warisan yang ditinggalkan oleh orang-orang yang datang sebelum kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H