Ombak, keras kepala.Â
Menghantam keberdayaan,Â
sampai memisah kataÂ
dan dua kepala.Â
Kerinduan, memaksa aku.
Menyelami temaram
lampu-lampu waktu,
kapal yang karam.Â
Satu jalan berlawan
tanpa titik sama.
Setelah-Nya,
kita memilih pasti.Â
Puisi Menarik Lainnya:Â Tiang untuk Mencatat Malam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!