![[Puisi] Rindu untukmu Ibu](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2024/07/05/img-20240703-155548-66879d94c925c472e27f91f2.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
![[Puisi] Di Bawah Naungan Ibu Tercinta](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2024/06/16/ucapan-ibu-666e3f69c925c42eff257482.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
![[Puisi] Kekuatan Ibu Tunggal](https://assets-a2.kompasiana.com/items/album/2024/07/12/img-20240712-000648-669014f9ed641553d157e3d4.jpg?t=t&v=100&x=100&info=meta_related)
Ibu puisi
tiada henti
menerus tulus.
Ia menyala kembali
kata yang nyaris
habis-padam ditiup
angin kering.
Ibu puisi berkata,
"biar semesta tak gulita."Â
Puisi Menarik Lainnya: Tanggal Tua
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!