Mohon tunggu...
Andi Rahmanto
Andi Rahmanto Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara

Hanya seorang anak manusia yang ingin hidup bahagia dengan caranya sendiri. email: andirahmanto2807@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengapa Kita Mendaki Gunung?

11 Desember 2015   14:41 Diperbarui: 11 Desember 2015   14:41 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa kita mendaki gunung?

Gunung menawarkan pemandangan alam yang sangat indah. Sumber mata airnya yang masih bersih, memberikan kesegaran yang luar biasa pada tubuh. Ketika mencapai puncak, langit biru dan awan yang membentang luas terasa begitu dekat. Belum lagi pemandangan dataran rendah yang menghampar hijau, sungguh memanjakan mata.

Dengan mendaki gunung, kita akan semakin menyelami makna dibalik penciptaan alam semesta. Ketawakalan juga akan semakin teruji ketika kita hanya mengharap pertolongan dan perlindungan pada Tuhan yang Maha Esa. Betapa banyak orang takut mendaki gunung. Namun kita berani mendaki dengan selalu mengharap perlindungan Tuhan, maka disitulah proses penerapan tawakal yang sebenarnya.

Pendakian akan menyadarkan betapa kecilnya diri kita dibandingkan gunung yang begitu raksasa menjulang langit. Tidak ada yang patut disombongkan pada diri kita, karena memang kita begitu kecil dihadapan gunung, apalagi dihadapan Tuhan Yang Maha Besar.

Mendaki gunung merupakan aktivitas yang menyehatkan. Untuk mencapai puncak gunung, kita harus berjalan menanjak berkilo-kilo meter. Betapa banyak keringat yang dikeluarkan. Udara gunung juga sangat bersih, sehingga baik untuk paru-paru. Pendakian yang panjang dan berat akan menguatkan otot-otot kita. Jantung juga akan semakin kuat, karena perjalanan terjal akan memaksa jantung untuk bekerja lebih keras. Semakin sering kita mendaki gunung, maka napas dan otot kita akan semakin kuat pula. Selain itu, tubuh juga akan lebih mampu beradaptasi dengan kondisi cuaca yang ekstrim, seperti terlalu panas di siang hari atau terlalu dingin di malam hari.

Mendaki gunung akan menempa mental kita. Kondisi jalur pendakian yang berat dan kondisi alam yang seringkali tidak terduga, akan menguji nyali kita. Kita akan dihadapkan pada kondisi yang ekstrim dan tidak terduga. Pendakian tidaklah mudah karena memerlukan kesabaran dan tekad yang tinggi. Pendakian mengajarkan kita untuk tidak mudah menyerah dan mengeluh. Ketika pendakian mencapai puncak gunung, maka akan muncul kebanggaan dan kepuasan yang tiada tara.

Mendaki gunung mengajarkan kita arti solidaritas dan kepedulian dengan sesama. Ketika pendakian dilakukan bersama dengan teman yang lain, maka kita tidak dapat mengedepankan egoisme. Saat naik berjalan bersama, maka turun gunung pun harus bersama-sama pula. Kita harus melangkah bersama, berhenti pun bersama. Saling berbagi makanan, minuman, atau tenda. Saat ada teman yang sakit atau terluka, maka kita harus peduli dan empati dengan memberi pertolongan semampunya. Disitulah arti solidaritas, menggapai puncak bersama, dan kembali dengan selamat juga bersama-sama.

Mendaki gunung mengajarkan kita untuk peduli dengan alam. Gunung diciptakan Tuhan dengan fungsi sebagai penyeimbang alam. Jika gunung rusak, maka alam sekitarnya pun akan ikut rusak. Jika vegetasi pegunungan rusak, maka keselamatan dan kenyamanan hidup manusia juga akan terancam. Gunung merupakan sumber penghidupan, karena gunung menyediakan sumber mata air dalam jumlah yang banyak. Dengan mendaki gunung seharusnya kita semakin peduli dengan keseimbangan ekosistem gunung. Pendakian jangan hanya untuk berekreasi, namun juga untuk belajar peduli pada alam yang menjadi sumber penghidupan.

 Pic: https://tresnabuana.files.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun