Mohon tunggu...
Andi Rahmanto
Andi Rahmanto Mohon Tunggu... Lainnya - Abdi Negara

Hanya seorang anak manusia yang ingin hidup bahagia dengan caranya sendiri. email: andirahmanto2807@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kain Tapis, Kerajinan Lokal yang Menginternasional

2 Februari 2017   11:36 Diperbarui: 2 Februari 2017   11:48 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: visitlampung.wordpress.com

Lampung sebagai gerbang Pulau Sumatra, kini mulai ramai dikunjungi oleh para wisatawan dikarenakan memiliki banyak objek wisata alam yang memesona. Lampung memiliki aneka wisata pantai, air terjun, danau, gunung, hutan, dan taman nasional. Wisata alam di Lampung memang bisa dikategorikan lengkap. Namun sayangnya, potensi wisata ini kurang ditunjang oleh sarana dan prasarana yang baik. Fasilitas jalan yang rusak, penginapan yang kurang memadai serta sulitnya transportasi umum menuju lokasi wisata sering menjadi keluhan para wisatawan yang berkunjung ke Lampung. Apalagi sering tersiar kasus pembegalan di Lampung, sehingga memberi kesan Lampung kurang aman bagi para wisatawan                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Selain dikenal dengan wisata alamnya yang sangat eksotis, Lampung juga memiliki produk kerajinan yang khas, yaitu kain tenun tapis. Tapis merupakan kain tenun yang dihias dengan aneka motif dari sulaman benang emas atau benang perak. Kain tenun ini telah ada sejak abad ke-2 Masehi dan dilestarikan secara turun temurun hingga saat ini.

Pada zaman dahulu, kain tapis menjadi cerminan masyarakat dari kalangan bangsawan. Motif pada kain tapis merupakan simbol sosiologis yang menandakan seseorang berasal dari daerah dan strata tertentu. Ketika itu, tidak sembarang orang dapat  memiliki dan memakai kain tapis. Tapis dibuat terbatas hanya untuk kalangan dan kegiatan tertentu.

Namun seiring perkembangan zaman yang dinamis, terjadi pula pergeseran sosiologis di dalam masyarakat Lampung. Kini penggunaan kain tapis tidak terbatas pada kalangan elit saja. Masyarakat umum pun bebas memiliki dan memakai tapis. Bahkan, cukup banyak orang yang bukan bersuku Lampung dan turis dari luar negeri yang gemar mengoleksi tapis. Para turis itu rela ‘blusukan’ ke pelosok Lampung  hanya untuk berburu kain tapis yang bermotif langka.

Meskipun zaman semakin modern, proses pembuatan tapis tidak mengalami banyak perubahan. Pembuatan tapis tetap mengandalkan alat tenun tradisional. Untuk pemakaiannya pun tidak terbatas lagi pada momen seremonial adat, namun biasa juga dipakai dalam berbagai kegiatan resmi. Kain tapis pun dapat dipadu pada dengan kain tradisional dari daerah lain, seperti kain sarung tapis dipadu padan dengan atasan kebaya atau batik.

Tapis, seperti pada umumnya kain songket dari Sumatra memiliki kesan yang mewah. Kesan mewah itu berasal dari dominannya sulaman benang emas dan pernak-pernik kaca yang memberi efek seperti pancaran kristal. Bahkan pada olimpiade 2016 di Brazil lalu, kain tapis menjadi kostum kebanggaan dalam iring-iringan kontingen atlet Indonesia. 

Dan diluar dugaan, kain tapis menjadi sorotan dunia. Kain tapis mencuri perhatian internasional dan dinobatkan sebagai kostum terbaik dalam momen olahraga terbesar di dunia itu. Hal ini tentu membanggakan karena ternyata hasil kerajinan lokal  tidak kalah kelas dengan produk busana dari negara lain. 

Oleh karenanya, kita sebagai bangsa Indonesia  tidak perlu merasa minder memakai hasil kerajinan lokal. Justru kita harus bangga, karena kerajinan lokal cukup teruji kualitasnya. Bahkan dengan tingkat kerumitan pembuatan tapis yang sangat tinggi, bisa jadi, kain tenun tapis merupakan salah satu produk yang sangat sulit diplagiasi oleh negara maju sekalipun.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun