Mohon tunggu...
Andi Priyatno
Andi Priyatno Mohon Tunggu... Pustakawan, Guru, Jurnalis. -

Listening - Reading - Speaking - Writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pendewasaan di Sosial Media Wujud Anti Hoaks Sang Pendidik

10 November 2017   21:52 Diperbarui: 10 November 2017   22:07 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pengalaman mempunyai teman seperti contoh diatas yang kemudian penulis coba tuangkan ke dalam artikel ini. Isi artikel antara lain: cara menidentifikasi hoax, dampak negatifhoax, cara mengdukasi, dan pengalaman pribadi yang pernah dilakukan penulis ketika mendapati hoax. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

  • Cara Mengidentifikasi Hoax
  • Berbagai informasi hoax beredar di lini masa. Pesatnya perkembangan telepon pintar membuat publik semakin mudah mengakses beragam informasi dan berita. Imbasnya informasi palsu ikut tersebar dengan mudah yang bagi sejumlah orang malah diyakini sebagai kebenaran.Sebagai seorang pendidik kita dituntut untuk cerdas dalam mengidentifikasi informasiapakah hoax atau realita.Marakanya berita bohong perlu dilakukan evaluasi terhadapm media daring yang sengaja memproduksi berita bohong tanpa sumber yang jelas, dengan judul provokatif dan mengandung fitnah. Berikut adalah cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi hoaxala penulis.
  • Menjadi viralatau trending topicmaka patut dicurigai berita tersebut berindikasi adanya hoax;
  • Pelaku yang membagikan adalah pelaku yang belum dewasa di sosial media;
  • Akun yang membagikan informasi adalah akun abal-abal atau dari situs yang tidak terpercaya;
  • Banyak di bahas secara lisan sehingga informasi menjadi semakin besar;
  • Banyaknya selebaran yang tidak jelas siapa penulisnya dan terdapat dimana-mana;
  • Semakin kontrofersi dalam media audio visual seperti televisi dan youtubeyang menyudutkan salah satu pihak.
  • Disamping cara diatas. Penulis juga ingin menginformasikan cara mengidentifikasi hoaxdengan media gambar atau foto, karena saat ini banyak aplikasi editor foto yang membuat seolah-olah nampak nyata dan mengaburkan informasi yang sebenarnya. Untuk itu dilakukan cek foto di dalam artikel berita. Terkadang pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca. Cara yang cukup mudah adalah dengan mengunduh atau screenshoot foto. Lalu buka Google Images di browser dan seret (drag) foto tersebut ke kolom pencarian Google Images. Periksa hasilnya untuk mengetahui sumber dan caption asli dari foto tersebut.

  • Dampak Negatif Hoax
  • Berbagai imbas dari dampak negatif akibat dari banyaknya hoax yang semakin menjamur dapat merugikan diri sendiri, orang-orang di sekelilingnya dan bagi yang mengkonsumsi informasi diseluruh jangkauan internet. Kecanggihan teknologi yang bisa di akses dari seluruh dunia akan menambah parah dari dampak negatif itu sendiri. Menurut pendapat penulis, inilah beberapa diantaranya.
  • Dampak negatif bagi diri sendiri, diantaranya yaitu:
  • Pelaku penyebar hoax dapat mengalami krisis sosial karena kurang dipercaya atau bahkan tidak dipercaya lagi.Pelaku juga akan ragu terhadap informasi yang ia dapat akibat trauma pernah menjadi informan bohong.Pelaku juga dapat dikenai pasal pencemaran nama baik yang akibatnya akan diberikan sanksi dari mulai materi bahkan hukuman..
  • Dampak negatif terhadap orang-orang disekitar, antara lain:
  • Malu terhadap teman-teman dalam aktifitas sosial secara nyata maupun pada teman-taman yang berada di dunia maya.Merugikan salah satu kelompok dan dapat terjadi perang dingin atau perang dalam bentuk ketegangan yangmengakibatkan saling menjatuhkan.Dalam dunia ekonomi, kompetitor akan semakin berjaya dan belum tentu produknya lebih baik.
  • Dampak negatif bagi konsumen informasi diseluruh jangkauan internet. Inilah yang paling parahkarena dapat memecah belah bangsa dan akan semakin rentan dimanfaatkan oleh salah satu pihak karena akan terbagi menjadi dua atau bahkan lebih kubu yang saling bertentangan.

  • Cara Mengedukasi untuk Memerangi Hoax
  • Berdasarkan undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (pasal 10 ayat 1) disebutkan bahwa guru harus memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Inilah yang kemudian dapat di aplikasikan dalam mengedukasi untuk memerangihoax bagi siswa, keluarga dan kolega.Bagaimana caranya. Yukz langsung saja disimak.
  • Siswa
  • Dapat melalui sosialisasi akan bahaya berita atau informasi hoax melalui literasi media.Klarifikasi, agar menanyakan kepada Bapak atau Ibu Guru apabila meraka menemukan informasi yang janggal. Membantu mencarikan informasi dan menemukan hoax atau fakta. Membuat tulisan di majalah dinding yang menyebutkan bahwa hal tersebut adalah tidak benar dan mencantumkan informasi yang sebenarnya disertai foto atau gambar. Bisa juga diselipkan ke dalam materi mata pelajaran.
  • Keluarga
  • Fitnah lebih kejam dari pembunuhan. Mungkin istilah itu yang sering digunakan sebagian orang. Membekali keluarga dengan kegiatan-kegiatan agama dapat menjadikan keluarga kita akan semakin bijak dalam mengkonsumsi informasi dan akan semakin selektif dalam membagikan informasi.
  • Kolega
  • Cara mengedukasi di kalangan kolega harus berhati-hati. Jangan sampai malah akan menjadikan kita musuh karena tidak mau di nasehati. Memberikan contoh yang riil dengan memberikan informasi pembanding yang berisi informasi sebenarnya akan lebih dipercaya. Sebagai edukasi yang efektif dengan menghimbau agar berinternet secara cerdasdan sehat dengan mencontohkan langsung. Membaca atau mendapatkan informasi hanya dari sumber yang dipercaya. Jika membuka informasi dari sumber yang kurang bisa dipercaya atau tidak dapat dipertanggungjawabkan maka akan terkecoh dengantampilan yang bagus dan indah, kemudian akan terjebak dengan informasi hoax.Berbagi Pengalaman Pribadi
  • Dua motif semakin maraknya informasi hoax yaitu motif politik dan ekonomi.Beberapa bulan sebelum Pemilu Presiden 9 Juli 2014. Masyarakat Indonesia dihebohkan dengan maraknya berita hoax yang saling menghasut demi kepentingan politik, sehingga terpecah menjadi beberapa kubu. Itu merupakan salah satu motif politik. Kita juga harus mewaspadai fenomena hoax seperti itu akan terjadi mendekati Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Jadi waspada ya...
  • Pada artikel ini penulis akan membagikan pengalaman pribadi berkaitan dengan motif ekonomi. Ini adalah cerita benar yang penulis alami. Bahasa gaulnya true story. Bukan bermaksud iklan karena memuat beberapa produk. Tetapi penulis membantu klarifikasi dari pihak yang menjadi korban hoax.Monggo... langsung saja disimak.
  • Beberapa media sosial yang penulis punyai pernah marak beredarinformasi yang disebutkan bersumber dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), tentang bahaya Aspartam yang terkandung di beberapa minuman. Informasi hoaxtersebutberbunyi: "Saat ini sedang ada wabah pengerasan otak atau sumsum tulang belakang. Jangan minum produk: extra joss, M-150, kopi susu gelas, Kiranti, Krating Daeng, Hemaviton, Marimas, Hore, Frutillo, Segar Sari, Pop Ice, Segar Dingin Vit C, Okky Jelly Drink, Inaco, Gatorade, Nabati, Adem Sari, Naturade Gold, Aqua Splash. Karena mengandung Aspartame racun yang menyebabkan diabetes, kanker dan bisa mematikan." Ini juga yang meresahkan penulis menjadikan ikut termakan berita bohong tersebut, sehingga penulis menghentikan meminum minuman kesukaan salah satu produk yang telah disebutkan.
  • Setelah mendengar iklan layanan masyarakat di radio yang menginfokan bahwa saat ini banyak beredar beritaobat palsu,nomor ijinedar palsu,makanan tanpa ijin edar, dan minuman dengan kandungan berbahaya. Kesemuanya itutidak ada ijin asli yang dikeluarkan olehBadan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang orang awam belum tahu asli atau palsu begitu juga dengan penulis. He he he.
  • BPOM ternyata sudah menyedikan sarana bagi konsumen untuk memastikan apakah prodak obat, makanan dan minuman yang beredar di pasaran sudah memiliki ijin edar resmi atau belum. Fasilitas Telepon Pintar berbasis android dapat digunakan untuk mengecek. Aplikasi dengan nama Cek BPOM bisa di unduh dari Google Play Store.
  • Iklan layanan masyarakat tersebut selesai. Penulispun langsung mengeklik Google Play Store. Kemudian  ketikCek BPOM dan terlihat aplikasi dengan nama Data Produk Teregistrasi. Selanjutnya klik pasang.
  • Setelah aplikasi di unduh. Lalu penulis mengecek produk kesukaan untuk memastikan sudah terdaftar di BPOM atau belum denganmengetik merek. Bisa juga menggunakannomor ijin edar lho, untuk memastikan ijin edar yang dicantumkan palsu atau terdaftar.
  • Selanjutnya penulis membantu klarifikasi tentang informasi hoax tersebut dengan membagikan di media sosial disertai bukti screenshoot.Penulis juga menghimbau agar anggota grup untuk meneruskan informasi yang benar dengan membagikan juga pada informasi sebelumnya yang ia bagikan.
  • Itulah salah satu dari pengalaman penulis yang sudah penulis lakukan. Mudah kan. Selamat mencoba dan niatkan untuk berbuat kebaikan.

PENUTUP

Pendewasaan tentunya harus melalui pengalaman dan proses. Sebagi seorang pendidik harus sedini mungkin dapat dewasa dalam bermedia sosial agar nantinya kita dapat bermanfaat untuk orang-orang disekitar maupun teman yang berada di media sosial. Maraknya informasi hoax jika dibiarkan amat mungkin dapat memecah belah bangsa.

Mari bersama-sama kita laporkan konten yang berindikasi hoax agar tidak semakin banyak korban hasutan. Jadilah masyarakat indonesia anti hoaxyang mengajak seluruh masyarakat agar peduli memerangi penyebaran informasi hoax di media sosial.

Gunakan sosial media untuk hal yang positif.Menyebarkan atau memberikan informasi buruk di internet bisa terancam pidana pasal 310 dan 311 KUHP dan Undang-undang ITE. Jangan terburu-buru disebarkan cek dulu kebenarannya. Jangan sampai bersinggungan dengan hukum.

Mengikuti grup diskusi anti hoax di media sosial. Misalnya di facebook terdapat sejumlah fanspage dan grup diskusi anti hoax. Misalnya Forum Anti Fitnah, hasut, dan Hoax (FAFHH). Fanspage dan grup Indonesian HoaxBuster, Fanspage Indonesian Hoaxes dan grup Sekoci. Untuk google, bisa menggunakan fiturfeedback untuk melaporkan situs dari hasil pencarian apabila mengandung informasi palsu. Twitter memiliki fitur report twetter untuk melaporkan tweet yang negatif demikian juga dengan instagram.Masyarakat juga dapat mengaksesdata.turnbackhoax.id untuk menampung aduan hoax dari natizen sekaligus berfungis sebagai database yang berisi referensi berita hoax.

(Andi Priyatno)

#antihoax #marimas #pgrijateng

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun