Di malam, di kota yang becek oleh luka.
Di lorong di antara dinding gedung-gedung yang membatu.
Di bawah kerlip - kerlap lampu malam seribu warna.
Di wangi aroma minuman, ketiak, dan gincu para wanita.
Di sesak asap rokok dan dentang yang bertalu-talu.
Bingar malam membujukmu pada letupan-letupan dosa.
Hampir pagi kau pulang.
Terdengar serak nafas dan derit kunci membuka pintu.
Tubuhmu lunglai dan kau bawa spatumu ke tempat tidur.
Di sudut kamarmu ia yang setia menunggumu sedang berdoa untukmu.
Di hening pagi itu, ia tiupkan doa kecil-kecil diantara jemari lembutnya yang meratap-ratap.
Diinginnya engkau menjadi imamnya di subuh depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI