Menegur anak saat mereka berbuat salah adalah bagian penting dari proses pendidikan dan pembentukan karakter. Namun, penting untuk memilih pendekatan yang tepat agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh anak. Berikut adalah beberapa pertimbangan mengenai mana yang lebih baik antara menegur halus atau memarahi saat anak berbuat salah:
1. Menegur Halus
Kelebihan:
- Menegur secara halus dapat membantu menjaga hubungan positif antara orang tua dan anak.
- Anak cenderung lebih menerima kritik dan pembelajaran dengan baik.
- Pendekatan yang lebih santun dapat mengajarkan anak untuk mengendalikan emosi dan berkomunikasi secara efektif.
Cara Melakukannya:
- Gunakan nada suara yang lembut dan tenang.
- Jelaskan kesalahan anak dengan jelas dan memberikan pemahaman mengapa perilaku tersebut tidak diinginkan.
- Berikan pujian dan dorongan untuk melakukan perbaikan di masa depan.
2. Memarahi
Kelebihan:
- Memarahi bisa memberikan efek jera dan membuat anak lebih berhati-hati untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
- Dapat menjadi cara untuk menegaskan batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar.
Cara Melakukannya:
- Gunakan suara yang tegas namun tidak terlalu keras.
- Fokus pada perilaku yang salah, bukan pada karakter anak.
- Jelaskan konsekuensi dari perilaku yang salah, namun tetap berikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahan.
Dalam memilih antara menegur halus atau memarahi, penting untuk mempertimbangkan karakter dan kebutuhan individu anak. Beberapa anak mungkin merespons lebih baik terhadap pendekatan yang lembut, sementara yang lain mungkin memerlukan pendekatan yang lebih tegas. Yang terpenting adalah memberikan kritik dan pembelajaran secara konstruktif, serta tetap membangun hubungan yang baik dengan anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H