Mohon tunggu...
Andipati 2001
Andipati 2001 Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Suka nulis artikel random, cerpen dan puisi https://www.instagram.com/Andipati17/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kapitayan: Agama Kuno Nusantara

29 Maret 2024   16:08 Diperbarui: 29 Maret 2024   16:18 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agama Kapitayan adalah agama purbakala yang dianut oleh penghuni lama Pulau Jawa yang berkulit hitam. Agama ini jauh lebih tua daripada Hindu atau Budha, dan merupakan agama tauhid, yaitu agama yang menyembah Tuhan yang tunggal.

Dalam agama Kapitayan, Tuhan disebut Sang Hyang Taya, yang artinya Tuhan Yang Maha Esa. Sang Hyang Taya dipercaya sebagai zat tunggal yang memiliki sifat gaib dan tidak dapat digambarkan. Karena sifat gaib ini, maka diperlukan sarana-sarana yang bisa dirasakan oleh panca indra dan alam pikiran manusia untuk memuja Sang Hyang Taya.

Contohnya, dalam ritual pemujaan, mereka menggunakan media-media seperti batu, pohon, atau air, bukan karena menyembah benda tersebut, tetapi sebagai sarana untuk memuja Sang Hyang Taya yang diyakini ada di tempat tersebut. Hal ini mirip dengan Islam, di mana umat Muslim salat menghadap Ka'bah bukan untuk menyembah Ka'bah, melainkan sebagai arah untuk salat.

Agama Kapitayan juga memiliki toleransi yang besar terhadap agama lain. Mereka menerima ajaran Hindu yang menganggap Tuhan tidak berwujud seperti manusia (Hindu Siwa), namun menolak ajaran Hindu Wisnu yang mempercayai bahwa Dewa Wisnu bisa berwujud sebagai manusia.

Ketika Islam datang ke Nusantara, penganut Kapitayan awalnya menolak karena mendengar bahwa Allah duduk di atas Arsy. Namun, setelah dipahami dengan baik, mereka menerima Islam karena memiliki konsep monoteisme yang sama dengan Kapitayan.

Banyak nilai keagamaan Kapitayan yang diadopsi oleh para Wali Songo dalam menyebarkan Islam, seperti konsep Tauhid yang sama. Mereka menggunakan istilah-istilah Kapitayan dalam menjelaskan ajaran Islam kepada masyarakat Kapitayan.

Meskipun sering disebut sebagai animisme atau dinamisme karena pemujaan terhadap benda-benda, Kapitayan sebenarnya adalah agama monoteis yang menghormati Sang Hyang Taya sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat Kapitayan memiliki toleransi yang tinggi terhadap agama lain dan banyak nilai-nilai spiritual yang sama dengan agama-agama lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun