Mohon tunggu...
Andipati 2001
Andipati 2001 Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Suka nulis artikel random, cerpen dan puisi https://www.instagram.com/Andipati17/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja Menutup Cahaya

13 Januari 2024   12:35 Diperbarui: 13 Januari 2024   12:38 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja tiba dalam gemuruh kesedihan,
Seakan langit merenung dalam kegundahan.
Bayang malam memeluk sendu,
Membawa rasa yang terombang-ambing.

Daun-daun berguguran, tersedu,
Sesuai irama perasaan yang melukai.
Kegundahan menari di dalam bayang-bayang,
Seiring senja meresap dalam batin yang terhempas.

Beban yang terasa tanpa henti,
Seperti batu besar di dada yang tergeletak.
Kesedihan menyelinap dalam setiap hembusan angin,
Merangkul hati yang rapuh dalam senja yang mendung.

Langit senja berwarna kelabu,
Seolah mencerminkan warna perasaan yang buram.
Ketika matahari bersembunyi, sendu pun merajai,
Menghiasi dunia dengan kepiluan yang menyesak.

Di antara riak-riak air mata langit,
Kesedihan menciptakan lukisan abstrak.
Detak hati mengiringi langkah-langkah resah,
Membawa kegundahan menuju malam yang hening.

Dalam senja kegundahan, kita bertemu,
Membawa luka yang terabaikan oleh waktu.
Namun, di sini juga, kita menemukan keindahan,
Dalam ketulusan kesedihan, ada kekuatan yang terpendam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun