Dalam dunia "Attack on Titan," Ymir bukan hanya karakter biasa; dia juga menjadi Founding Titan, sosok dengan kekuatan besar yang membawa beban sejarah dan psikologis yang mendalam. Salah satu aspek menarik adalah bagaimana Ymir, sebagai Founding Titan, mengalami sindrom Stockholm, memberikan dimensi emosional yang mendalam pada naratifnya.
1. Tanggung Jawab Berat sebagai Founding Titan
Sebagai pemilik kekuatan Founding Titan, Ymir memikul tanggung jawab besar untuk melindungi rakyat Eldia. Namun, dalam pelaksanaan tugas ini, dia secara tidak langsung mengalami kendali dan pengaruh yang kuat dari penguasa sebelumnya, menciptakan dinamika yang menggambarkan sindrom Stockholm.
2. Ketergantungan pada Pemilik Sebelumnya
Pemilik-pemilik sebelumnya dari Founding Titan memiliki kekuatan untuk mengendalikan Ymir, menciptakan hubungan yang rumit dan terkadang merugikan. Ymir mungkin merasa ketergantungan pada instruksi dan tujuan mereka, menciptakan pola perilaku yang mencerminkan sindrom Stockholm.
3. Keterbatasan Kebebasan Ymir sebagai Founding Titan
Meskipun memiliki kekuatan yang luar biasa, Ymir mengalami keterbatasan kebebasan sebagai Founding Titan. Keinginannya untuk bebas dan hidup sesuai kehendaknya terkadang bertentangan dengan peran dan tugas yang melekat pada gelar Founding Titan, menciptakan konflik batin yang dalam.
Kebebasan ini direnggut oleh Raja Fritz itu sendiri, meskipun nampaknya Ymir dengan getir mencintai Raja Fritz. Inilah yang membuatya terjebak ke dalam sindrom Stockholm.Â
4. Perjuangan untuk Mencari Identitas dan Kebebasan Pribadi
Ymir, sebagai Founding Titan, juga mencerminkan perjuangan mencari identitas dan kebebasan pribadi. Kendali dan pengaruh dari pemilik sebelumnya menciptakan ketidakpastian dan kebingungan, dan sindrom Stockholm mungkin memainkan peran dalam pengaruh emosional yang dialaminya. Dapat dilihat di paruh akhir anime Attack on Titan, Ymir diperlihatkan terus membuat potongan demi potongan dari setiap titan yang ada di dunia.Â