Mohon tunggu...
Andipati 2001
Andipati 2001 Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Suka nulis artikel random, cerpen dan puisi https://www.instagram.com/Andipati17/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Toxic Masculinity: Understanding, Addressing, and Overcoming Harmful Gender Norms

6 November 2023   10:46 Diperbarui: 6 November 2023   10:49 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://health.kompas.com/read/2011/04/18/10023096/~LifeStyle~FitnesInput sumber gambar

"Toxic masculinity" adalah istilah yang telah menjadi bagian penting dari percakapan tentang gender dan masyarakat saat ini. Artikel ini akan membahas konsep toxic masculinity, mengapa itu merugikan masyarakat, dan bagaimana kita dapat mengatasi dan mengatasi norma-norma gender yang merugikan ini.

Apa Itu Toxic Masculinity?

Toxic masculinity merujuk pada ekspektasi sosial yang mendefinisikan perilaku "maskulin" yang dapat berdampak negatif pada individu dan masyarakat. Ini mencakup ide-ide tentang dominasi, agresi, penolakan terhadap ekspresi emosi, dan norma-norma berbahaya terkait dengan apa yang dianggap sebagai "pria sejati."

Dampak Negatif Toxic Masculinity

Toxic masculinity memiliki banyak dampak negatif, termasuk:

  1. Kesehatan Mental: Memaksa pria untuk menahan emosi mereka dapat berdampak buruk pada kesehatan mental mereka, menyebabkan depresi, kecemasan, dan isolasi.
  2. Kekerasan: Norma-norma maskulinitas yang toksik seringkali terkait dengan perilaku kekerasan, termasuk kekerasan dalam rumah tangga dan kejahatan berbasis gender.
  3. Diskriminasi Gender: Ini dapat memperkuat ketidaksetaraan gender dan membatasi pilihan individu berdasarkan jenis kelamin.
  4. Hambatan bagi Keberhasilan Pribadi: Mengharuskan pria untuk memenuhi ekspektasi tertentu dapat menghambat kemampuan mereka untuk berkembang secara pribadi dan profesional.

Cara Mengatasi Toxic Masculinity

Mengatasi toxic masculinity adalah langkah penting menuju masyarakat yang lebih inklusif dan sehat. Beberapa langkah yang dapat diambil termasuk:

  1. Pendidikan dan Kesadaran: Melalui pendidikan dan kesadaran, kita dapat membantu individu dan masyarakat memahami dampak negatif dari norma-norma maskulinitas yang toksik.
  2. Mendorong Ekspresi Emosi: Penting untuk mendukung pria dalam mengekspresikan emosi mereka tanpa takut dihakimi.
  3. Model Perilaku Positif: Peran model yang mempromosikan perilaku positif dan sehat adalah kunci untuk mengubah budaya.
  4. Pembicaraan Terbuka: Dengan membuka pembicaraan tentang gender dan maskulinitas, kita dapat menciptakan ruang bagi diskusi yang lebih sehat.

Mengubah Norma-Norma Gender: Menjadi Bagian dari Solusi

Mengatasi toxic masculinity adalah bagian dari upaya yang lebih besar untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan adil. Ini melibatkan semua orang, baik pria maupun perempuan, untuk bersama-sama berpartisipasi dalam mengubah norma-norma gender yang merugikan ini.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun