Di Indonesia sebagai negara agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, tentunya mengandalkan sistem irigasi atau pengairan yang baik. Turunnya ketersediaan air akan berdampak pada kualitas dan kuantitas pertumbuhan suatu tanaman.Â
Akibatnya akan berdampak pada ketahanan pangan, pelaku usaha tani, buruh tani, dan penggarap areal persawahan.Â
Rata-rata di setiap wilayah pertanian mengandalkan sistem pompa air untuk memenuhi pasokan kebutuhan air di areal tersebut. Biasanya air didapat dari sumber air yang digali dari sungai maupun pasokan dari air PDAM. Untuk mengalirkan air yang diperlukan dengan tekanan yang cukup, maka digunakan pompa air.
Pompa air adalah sebuah mesin yang digunakan untuk menaikkan cairan dari daerah rendah ke daerah yang lebih tinggi atau sebagai mesin yang berfungsi untuk menaikkan tekanan cairan dari cairan bertekanan rendah ke cairan bertekanan tinggi ataupun sebagai penguat laju aliran pada suatu jaringan perpidahan. Pompa air ini, selain mengandalkan listrik biasa juga terdapat pompa yang didesain dengan mengandalkan energi dari sistem fotovoltaik.
Teknologi sistem fotovoltaik merupakan teknologi yang memanfaatkan radiasi matahari dengan bantuan solar PV. Pada sistem ini cuaca dan iklim akan sangat berpengaruh khususnya terhadap kinerja sistem.Â
Dalam sebuah penelitian mengenai kelayakan sistem fotovoltaik, didapatkan hasil bahwa tegangan jatuh pada solar PV terbesar terjadi pada saat keadaan mendung yakni pukul 16.00 WIB sebesar 4,67% dan tegangan terkecil pada saat keadaan cerah pada pukul 12.00 WIB yakni sebesar 4,17% (Utomo, 2009).Â
Sehingga, saat turunnya persediaan air saat musm kemarau, nilai solar irradiance menunjukkan nilai yang optimal. Hal inilah yang menjadi peluang untuk memanfaatkan energi matahari untuk mendorong air dalam tanah dengan bantuan pompa air listrik.
Pada sistem ini, beban layanan tersedia apabila energi matahari juga tersedia. Sedangkan pada pengkopelan tidak langsung, energi listrik yang diperoleh disimpan dalam baterai sehingga apabila tidak tersedia energi matahari, maka beban hanya dapat digunakan sepanjang energi di dalam baterai mencukupi.
Cara kerja dari sistem pompa air listrik tenaga surya adalah apabila kita menggunakan pompa air tipe arus searah atau DC maka dapat digunakan langsung dari baterai yang sudah terisi. Namun, jika pompa air yang digunakan tipe arus bolak balik maka membutuhkan perangkat elektronik pada rangkaian panel surya yakni inverter DC-AC agar keluarannya menjadi arus AC.Â
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ariawan dkk (2013) efisiensi penggunaan panel surya sebagai penggerak pompa air yakni dengan melihat kemampuan pompa air DC untuk mengangkat air pada ketinggian tertentu dan banyak debit air yang dihasilkan mencapai 3,2 meter dan debit air 38% lebih besar dari pemakaian pompa AC.