Mohon tunggu...
nova shihatul
nova shihatul Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

(voli)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dibalik Senyuman Indah

25 November 2024   07:02 Diperbarui: 25 November 2024   08:20 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saat itu di keheningan desa kecil di kaki gunung.Disebuah rumah sederhana berdinding bambu , Hiduplah keluarga Doni , di usianya yang baru 7 tahun Ia sudah banyak menghadapi hal yang sulit.Ia berkebutuhan khusus atau bisa disebut dengan autisme yang dimana dia tidak selayaknya manusia pada umumnya , Ia susah berkomunikasi dengan orang lain.Hal tersebutlah yang membuat orang-orang di sekitarnya bingung.

Ia tinggal bersama Ayah , Ibu & kakek nya , namun hubungan Doni dengan orang tuanya tidak harmonis.Ayahnya Pak Ridwan ia selalu bekerja sehingga jarang dirumah , Ibunya Bu Ani selalu marah karena Doni susah diajak untuk berkomunikasi , Sedangkan Kakek ia selalu mengerti apa yang dirasakan oleh Doni.Doni sering kali melihat Ayah & Ibunya bertengkar , hal tersebutlah membuat ia merasa cemas.

Namun , ada satu orang yang dimana Doni merasa senang yaitu saat bersama kakek.Kakek sangat menyayangi doni dan selalu menenangkannya.Di sekolah Doni diajar dengan Pak Toni,Pak Toni sorang guru yang sabar dan penuh kasih sayang.Walaupun cara bicara Doni tak seperti anak anak pada umumnya , Pak Toni selalu berusaha memahami apa yang disampaikan oleh Doni , hal tersebut tak menghalangi mereka untuk berkomunikasi karena Pak Toni tahu bahwa Doni memiliki cara yang berbeda untuk berkomunikasi.

Keesokan harinya , Ibunya sedang lelah dan tak bisa mengantarkan Doni ke sekolah , Ia pun merasa sedih , lalu Ia meninggalkan Ibunya dan berjalan kaki menuju sekolah dan tak mengatakan sepatah kata apapun.Di tengah perjalanan nya Kakek menyapa Doni dengan wajah gembiranya Doni menceritakan apa yang sudah terjadi.”Mengapa engkau berjalan kaki?” Ucap kakek.Ia pun terdiam dengan wajah yang tak riang.”Tak apa jelaskan lah pada Kakek.”ujar Kakek.Doni pun menjelaskan dengan usahanya agar Kakek bisa memahami apa yang ia katakan. “Jangan lah engkau merasa sedih akan hal tersebut , Marilah ku antar pergi ke sekolah”ujar Kakek , Doni pun menerima tawaran itu.

Sesampainya di Sekolah Pak Toni menyambut Doni dengan lembut seperti hari-hari biasanya ,Namun raut wajahnya termenung dan terdiam.”Bagaimana kabarmu nak?”Tanya Pak toni , meskipun ia tahu Doni tak akan bisa menjawab.

Doni masih terdiam dengan mata yang berkaca-kaca , Tetapi hatinya merasa lebih tenang karena bertemu dengan Pak Toni.Sepulangnya sekolah Kakek sudah berada di depan sekolah untuk menjemput Doni.Kakek melihat wajah doni yang agaknya sudah tersenyum.Mereka pun menuju rumah.

“Turun dan segeralah istirahat , aku akan pergi kepasar untuk berjualan”Ujar Kakek.Doni mendengar kata itu , Ia tak mau turun dari sepeda dan meminta Kakek untuk membawa Ia ikut berjualan.Kakek pun memahami apa yang diinginkan Doni.”Apakah Kau mau ikut denganku”Tanya Kakek , Doni hanya menganggukkan kepala dan sedikit tersenyum.Baiklah ganti bajumu dan izinlah kepada Ibumu.Doni pun segera masuk ke rumah dan beganti baju , Ia tak memohon izin kepada ibunya karena Ia tahu bahwa Ibunya tidak akan memberi izin akan hal tersebut.”Sudahkah Ibumu memberi izin Kau ikut denganku”Tanya Kakek kepada Doni.Ia pun tak menjawab sepatah kata apapun.Mereka pun mulai menuju pasar.

Raut wajahnya sangat senang melihat orang disekitarnya.Ia pun mulai membantu Kakek.Satu jam kemudian dagangan Kakek pun habis dan tak tersisa satupun.”Bagaimana kau senang ikut berjualan denganku , inilah pekerjaanku , sebelumnya tak pernah jualanku habis secepat ini , ini berkat engkau Nak”Ujar Kakek.Doni mendengar Kakek berbicara seperti itu Ia pun tersenyum gembira.Kakek memberi upah 20% dari jualannya.”Ambil lah untuk uang sakumu”Doni pun menerima upah itu.Doni membungkuk untuk mengucapkan terima kasih kepada Kakek.Setelah itu mereka pun kembali ke rumah.

Baru menginjakan kaki di rumahnya Doni sudah mendengar ibunya yang sedang memarahinya.”Dari mana kau Doni?engkau tak bilang apa apa padaku” dengan nada yang tinggi , Doni hanya diam dan langsung menuju kamar.

Keesokan harinya Doni pergi sekolah diantar oleh Kakek.Ia datang ke sekolah dengan wajah yang berbeda.untuk pertama kalinya Ia tersenyum.Di tangannya ia sudah menggenggam uang saku yang diberi oleh Kakek dari hasil upah Ia membantu berjualan dan menunjukkannya kepada Pak Toni.”Bagaimana Kabarmu Doni”tanya Pak Toni.Lalu Dika menjelaskan kepada Pak Toni bahwa Ia senang mendapat uang saku karena selama Ia sekolah Ibunya tak mengasih uang saku padanya. Pak Toni pun terharu melihat Doni yang masih berumur 7 tahun sudah membantu Kakeknya untuk mendapatkan uang saku.

Beberapa bulan kemudian , di hari libur Pak Toni tak sengaja bertemu dengan Doni yang sedang berjalan kaki.”mau kemana engkau Doni”Tanya Pak Toni.Ia menunjuk-nunjuk rumah pohon yang ada di sebrang jalan yang dikelilingi tanaman hijau.”Bolehkah aku ikut” Ujar Pak Toni Doni pun senang mendengar kata itu dan menganggukkan kepalanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun