Mohon tunggu...
Andini.
Andini. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Human.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Belajar Bahasa: Mengenal Rura Basa dalam Bahasa Indonesia

18 Maret 2023   10:16 Diperbarui: 18 Maret 2023   10:19 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

COKOT dalam Bahasa Jawa berarti gigit. Namun, dalam Bahasa Bali berarti pegang. 

Bahasa merupakan identitas suatu bangsa atau bisa dikatakan sebagai identias jati diri seseorang. Banyak ragam bahasa daerah yang ada di bangsa ini, yang sering kita jumpai adalah penggunaan Bahasa Jawa yang pada umumnya digunakan oleh masyarakat daerah Jawa khususnya Jawa Tengah. Penggunaan Bahasa Sunda yang biasa digunakan oleh masyarakat Jawa Barat serta masih banyak lagi. Bahasa itu sendiri memiliki sejarah yang panjang sampai pada akhirnya Bahasa Indonesia yang sering digunakan oleh masyarakat kita untuk berkomunikasi sehari-hari.

Namun, apakah selama ini kita sudah menggunakan kata yang tepat untuk berkomunikasi? Atau jangan-jangan kita masih salah kaprah dalam penggunaan kata yang kita gunakan?

Salah kaprah atau dalam Bahasa Jawa - rura basa memiliki arti yang sama. Rura berarti rusak dan basa adalah bahasa. Rura bahasa bukan berarti serta merta memiliki arti bahasa yang rusak atau rusak bahasa. Dikutip dari detik.com, rura bahasa memiliki arti bahasa yang salah, tetapi dianggap benar atau lumrah, hal tersebut memiliki arti yang serupa dengan kata salah kaprah.

Penggunaan bahasa oleh masyarakat kita acapkali memang masih belum tepat sasaran. Penggunaan bahasa yang salah dalam komunikasi sehari-hari sulit untuk dibenarkan, karena sudah menjadi kebiasaan yang mendarah daging sejak dini.

Berikut akan saya paparkan beberapa kata, khususnya dalam Bahasa Indonesia yang masih dianggap benar padahal kurang tepat yang acapkali digunakan oleh masyarakat kita dalam berkomunikasi sehari-hari.

1. Absensi dan Presensi.

Masih banyak masyarakat kita beranggapan, jika absensi dan presensi memiliki arti yang sama, yaitu kehadiran atau hadir. Padahal kalau kita menilik ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), absensi memiliki arti ketidakhadiran. Namun, masyarakat terlebih utama guru masih menggunakan kata 'absensi' untuk mengecek kehadiran para murid alih-alih menggunakan kata 'presensi'. Jadi, gunakan kata presensi, ya, jika sahabat kompasiana ingin menyatakan kehadiran atau hadir.

2. Nol dan Kosong.

Seringkali seseorang akan mengucapkan kata kosong dibandingkan nol ketika orang lain meminta untuk menyebutkan nomor telepon. Padahal lebih tepat menggunakan kata 'nol' untuk menyatakan bentuk bilangan atau angka, sedang kosong itu sendiri memiliki arti hampa atau tidak berisi. Agaknya kurang tepat, ya, jika ingin menyatakan suatu angka, tetapi masih menyebutkan kata kosong.

3. Acuh dan Tak Acuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun