Mohon tunggu...
ANDINI SYAWALLUNA
ANDINI SYAWALLUNA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Agroekoteknologi Universitas Lambung Mangkurat

Mahasiswa Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Budidaya Microgreen Sebagai Implementasi Urban Farming dalam Mengatasi Permasalahan Keterbatasan Lahan Pertanian

28 Februari 2023   11:57 Diperbarui: 28 Februari 2023   12:04 924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Ledakan pertumbuhan populasi di daerah-daerah perkotaan mengakibatkan banyak terjadi alih fungsi lahan, sehingga ketersediaan lahan untuk pertanian semakin menyempit. Balai Pusat Statistik melaporkan total luas lahan pertanian saat ini 70 juta ha dan hanya 45 juta ha saja yang efektif untuk produksi pertanian.

 Luas lahan pertanian cenderung menurun di setiap tahunnya sebagai akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian. Jika kondisi pertumbuhan populasi tidak sebanding dengan laju produksi bahan pangan akan memicu terjadinya krisis pangan. 

Ketergantungan antarsuatu kawasan atau daerah terhadap kawasan lain merupakan dampak lain dari semakin menyempitnya lahan pertanian di suatu kawasan atau daerah. Kondisi ini mendorong masyarakat di kawasan perkotaan harus mulai mencoba untuk memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri serta memperbaiki kondisi lingkungan agar terciptanya lingkungan yang berkualitas.

Urban farming merupakan salah satu alternatif dalam mengatasi permasalahan krisis lahan pertanian dan ketersediaan bahan pangan. Urban farming atau pertanian perkotaan merupakan suatu kegiatan budidaya pertanian intensif di kawasan perkotaan dan sekitarnya dengan menggunakan sumber daya alam yang tersedia dan limbah-limbah perkotaan. Pertanian jenis ini meliputi budidaya dan produksi pangan skala kecil, budidaya di lahan sempit, land sharing, dan rooftop gardens.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk hidup sehat di kalangan masyarakat perkotaan menjadikan urban farming populer dan hangat diperbincangkan oleh masyarakat. 

Microgreens merupakan salah satu implementasi urban farming yang sederhana, murah, dan praktis. Microgreens merupakan suatu metode budidaya tanaman hortikultura dengan memanfaatkan lahan-lahan sempit di pemukiman perkotaan.  Microgreens merupakan sayuran yang dipanen di usia muda, ketika kotiledon sudah berkembang sempurna dan daun sejati pertama telah muncul, berkisar antara umur 7--21 hari setelah semai. Pemanenan sayuran yang dibudidayakan dengan metode ini dilakukan saat tanaman berukuran 5--10 cm. 

Sayuran yang dibudidayakan dengan metode ini dikenal berkualitas tinggi, rasa dan tekstur yang lezat, warna yang unik, serta kaya akan nutrisi. Nutrisi yang terkandung dalam microgreens 4--40 kali lebih kaya dibanding dengan tanaman yang dipanen pada usia dewasa. 

Selain itu, konsentrasi senyawa bioaktif seperti asam askorbat, karotenoid, antioksidan, vitamin, dan mineral yang terkandung pada microgreens didapati lebih banyak dibandingkan pada sayuran yang dipanen pada umur dewasa (Xiao et al., 2012). Microgreens bermanfaat untuk kesehatan dan estetika makanan. Manfaat microgreens bagi kesehatan manusia di antaranya adalah menurunkan risiko terserang penyakit alzheimer, kanker, diabetes melitus, penyakit jantung, dan sebagai peningkat imun tubuh.

Microgreens sebagai alternatif budidaya tanaman hortikultura yang bersifat fleksibel. Budidaya microgreens menyesuaikan ruang, tempat, finansial, dan sumberdaya yang tersedia. Budidaya microgreens dapat dilakukan pada lahan-lahan sempit, rooftop maupun di dalam rumah. Budidaya microgreens di area rumah sebagai upaya dalam menunjang penyedia makanan bergizi untuk keluarga. Selain sebagai penunjang, budidaya microgreens di area rumah dapat dijadikan pendapatan jika dikelola dengan intensif.

Pada budidaya microgreens hanya membutuhkan hal-hal sederhana seperti alat dan bahan yang dapat dengan mudah ditemukan di rumah-rumah, tidak memerlukan tenaga dan waktu yang banyak hingga masa panen, serta tidak memerlukan perawatan yang khusus. Adapun jenis-jenis sayuran yang umum dibudidayakan dengan metode microgreens diantaranya adalah Brassicacea (sawi, pakcoy, brokoli, kembang kol, dan caisim), Asterasea (selada dan sawi putih), Apiaceae (wortel dan seledri), Amaryllidaceae (bawang putih dan bawang merah), dan Amaranthaceae (bit, bayam hijau, dan bayam merah).

Budidaya microgreens dapat dilakukan pada media tanam seperti tanah, tisu, rockwool, cocopeat yang diletakan pada wadah yang dilubangi bagian bawahnya untuk kepentingan aerasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun