Mohon tunggu...
Andini Irdiana Putri
Andini Irdiana Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Keperawatan Semester 3 Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Terapi Komplementer: Kerokan pada Saat Masuk Angin

28 September 2023   18:13 Diperbarui: 28 September 2023   18:37 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia merupakan negara dengan kebudayaan yang sangat beragam. Kebudayaan-kebudayaan tersebut diturunkan dari leluhur secara turun-menurun, yang kemudian dikenal sebagai kebudayaan tradisional. Dalam bidang Kesehatan, mayoritas masyarakat di Indonesia kerap kali menerapkan kebudayaan tradisional sebagai alternatif yang dipercaya ampuh dan cepat dalam menyembuhkan. Salah satunya adalah kerokan. Kerokan adalah salah satu metode penyembuhan alternatif yang banyak digunakan oleh mayoritas Masyarakat Indonesia ketika masuk angin.

          Menurut kementerian Kesehatan, masuk angin adalah suatu kondisi tubuh saat banyak gas berkumpul di dalam tubuh secara tidak merata, masuk angin juga menandakan kondisi tubuh sedang kelelahan. Ketika tubuh masuk angin, umumnya Masyarakat Indonesia melakukan terapi kerokan, karena dipercaya dapat meringankan gejala masuk angin seperti meriang, kelelahan, dan pegal-pegal. Kerokan dilakukan dengan cara menggosokkan koin dengan minyak ke tubuh di daerah leher hingga pinggang. 

Efek yang ditimbulkan dari kerokan adalah warna merah, dimana warna merah yang ditimbulkan dari kerokan tersebut diyakini bahwa memang ada gejala masuk angin. Semakin pekat warna merah tersebut menandakan adanya gejala masuk angin yang menyebabkan tubuh merasakan sakit. Namun, apakah benar dengan melakukan kerokan, maka gejala yang ditimbulkan masuk angin tersebut akan cepat hilang dan sembuh?

          Menurut medis, faktanya warna merah yang ditimbulkan dari kerokan adalah tanda dari pembuluh kapiler yang ada dibawah permukaan kulit yang melebar akibat dari kerokan. Hal tersebut tidak akan menimbulkan bahaya asalkan tidak dilakukan secara terus-menerus. Kerokan juga dianjurkan sebaiknya tidak dilakukan pada bayi, karena kulitnya yang rentan sensitif, pada penderita diabetes, dan pada penderita gangguan pembekuan darah yang sedang mengonsumsi obat-obatan pengencer darah.

          Adapun manfaat dari kerokan antara lain :

1.   Meredakan sakit kepala

2.   Meredakan nyeri

3.   Meredakan nyeri otot

4.   Mengatasi sindrom perimenopause

Untuk menghindari masalah Kesehatan yang lebih parah, kerokan hanya boleh dilakukan pada keluhan ringan, dan apabila terdapat iritasi atau rasa perih dan kurang nyaman, maka sebaiknya cepat untuk diperiksakan ke dokter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun