Mohon tunggu...
Andini Putri Syafitra
Andini Putri Syafitra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mari membangun budaya literasi kembali!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Islam dalam Mengatur Batas dan Aturan Komunikasi Antar Manusia dalam Fenomena Infotainment

12 Juli 2023   20:20 Diperbarui: 13 Juli 2023   00:45 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Karena itu adalah persyaratan dasar untuk keberadaan, seseorang tidak dapat hidup atau makmur tanpa komunikasi. Komunikasi adalah komponen penting dari hampir semua interaksi sosial dan pribadi. Selama dilakukan sesuai dengan tuntunan yang digariskan dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, Islam memandang komunikasi sebagai ibadah yang penting dan dimuliakan. Keduanya dapat diterapkan sebagai norma komunikasi dan merupakan prinsip moral yang dianut oleh umat Islam. Nilai-nilai Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW harus menjadi landasan segala bentuk komunikasi. Etika komunikasi Islam dimaksudkan sebagai prinsip positif yang dapat diterima dan membantu dalam menjalankan proses komunikasi, terlepas dari apakah komunikasi itu berbentuk komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi organisasi, atau komunikasi massa. Salah satu prinsip etika komunikasi Islam yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW adalah kejujuran (kebenaran). Sifat-sifat kejujuran juga mencakup keadilan - keadilan, dan kesopanan.

Komunikasi Islami, menurut Harjani Hefni, adalah komunikasi yang berlandaskan prinsip-prinsip Islami dan memiliki sifat keakraban, keamanan, dan ketentraman. Menurut keterangan Al-Qur’an dan As-Sunnah, komunikasi Islami didefinisikan sebagai komunikasi yang berupaya menciptakan hubungan dengan diri sendiri, Sang Pencipta, dan orang lain serta ketenteraman, kedekatan, dan keamanan diri dan lingkungan. menaati perintah Allah dan Rasul-Nya. Setiap perilaku berbahaya, kekerasan, atau merusak dilarang dalam Islam karena bertentangan dengan prinsip-prinsip dialog. Kekuatan komunikasi dapat di amati pada mereka dalam bentuk kekuatan pikiran, kekuatan hati, kekuatan akal, dan kekuatan nafs yang di lingkupi oleh kekuatan fitrah. Untuk mendidik diri sendiri, keluarga, dan masyarakat, seseorang dapat menggunakan kekuatan ini dengan sangat efektif.

Tingkah laku manusia pada hakikatnya memerlukan tuntunan dan perlindungan agar setiap tindakan atau perlakuan memberikan manfaat bagi orang yang melakukannya. Di sisi lain, jika orang diberi kebebasan untuk bertindak sesukanya, kejahatan seperti ketidakadilan, penipuan, dan bahkan pembunuhan akan terjadi. Di sinilah letak peran agama sebagai pengajar dan pelindung umat dalam setiap perbuatan, pemikiran dan perbuatan baik, sedangkan syariat atau hukum juga berperan sebagai pengatur perilaku agar nilai - nilai luhur di amalkan dan dipahami sepenuhnya. Aqidah berfungsi sebagai pilar konsep bahwa setiap perbuatan, baik atau buruk, pasti akan mendapat balasan di akhirat.

Terdapat ayat Al-Qur'an yang menekankan pentingnya mengatur batas dan aturan komunikasi antar manusia yang relevan dengan konteks infotainment. Berikut adalah salah satu ayat yang dapat dikaitkan dengan hal tersebut yaitu Surat Al-Isra ayat 36: 

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِۦ عِلْمٌ ۚ إِنَّ ٱلسَّمْعَ وَٱلْبَصَرَ وَٱلْفُؤَادَ كُلُّ أُو۟لَٰٓئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔولً
"Artinya: Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungan jawab." (QS. Al-Isra:36)

Salah satu contohnya saat kita sedang berdakwah. Saat berdakwah, orang bijak akan mempertimbangkan konteks dan keadaan yang sesuai serta menggunakan bahasa yang sesuai. Berbicara kepada balita mengharuskan kita berbicara dalam kerangka pemikiran mereka, dan berbicara dengan remaja mengharuskan kita memahami alam semesta mereka. Tolong jangan izinkan kami menguliahi jemaah lanjut usia yang jelas - jelas tidak tepat sasaran tentang teknologi nuklir kami hanya akan membingungkan mereka lagi. Ketika berbicara kepada masyarakat umum berbeda dengan ulama, pasti ada perbedaan pola bicara dan pilihan kata. Dengan khotbah – khotbahnya, Nabi sendiri menjadi contoh. Nabi sering berpidato singkat, namun dikemas dengan kata-kata yang sangat bermakna. Itu disebut sebagai "jawami al -  qalam" oleh Nabi Muhammad. Beliau berbicara dengan ekspresi serius di wajahnya dan berusaha keras untuk menggunakan frasa yang akan menggugah pendengarnya.

Pada hakikatnya kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif ditentukan oleh perkataannya, bukan oleh kedudukan atau statusnya. Karena menggunakan bahasa yang tidak pantas dan mungkin merendahkan orang lain, beberapa orang berusaha keras untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Komunikasi membutuhkan pertimbangan yang cermat terhadap masalah bicara. Kata-kata yang salah berdampak pada komunikasi, yang pada gilirannya berdampak pada hubungan sosial. Faktanya, menggunakan kata-kata yang salah dapat menyebabkan putusnya ikatan sosial. Selain itu, berkomunikasi dengan perilaku dan perilaku pemalu serta nada yang kuat serta emosional tidak akan mendapat reaksi positif dari orang lain. Islam mengajarkan pemeluknya untuk berkomunikasi secara efektif sesuai dengan anjuran agama yang disampaikan dan diarahkan oleh Al-Qur'an. Manusia dapat dan memang bersosialisasi melalui komunikasi berkat keterampilan ini.  Oleh karena itu, agar hamba-Nya dapat menjalin komunikasi yang efektif, Allah memberi mereka petunjuk tentang cara melakukannya. Ketika komunikasi sesuai dengan ajaran Al-Qur'an, semua prinsipnya dan standar etika tertentu, itu bisa disebut baik karena berfungsi seperti yang diharapkan, mencapai tujuan yang dimaksudkan dan komunikasi dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya kesalahpahaman di  antaranya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun