Mohon tunggu...
Andini Pratami
Andini Pratami Mohon Tunggu... Akuntan - Ada

Pekanbaru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Harga Mati Pendidikan di Jiwa Para Gen Z

8 Mei 2023   20:54 Diperbarui: 8 Mei 2023   21:04 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan adalah harga mati, sama seperti NKRI. Karena, tanpa adanya pendidikan, sebuah bangsa dan negara tidak akan kemana-mana, justru akan menjadi bangsa dan negara yang suram. Siapakah generasi Z ? Di banyak analisis, para ahli menyatakan bahwa Gen Z memiliki sifat dan karakteristik yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. 

Generasi ini dilabeli sebagai generasi yang minim batasan (boundary-less generation). Satu hal yang menonjol, Gen Z mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi kehidupan mereka. 

Teknologi mereka gunakan sama alaminya layaknya mereka bernafas. Generasi milenial dan Gen Z ingin agar pendidikan kebangsaan tidak disampaikan dengan indoktrinasi, tapi interaktif. 

Jadi secara gak langsung gen z lebih suka belajar melalui dua arah atau lebih atau bersifat saling melakukan aksi antar hubungan dibanding dengan belajar yang monoton begitu saja. 

Sebagai generasi penerus bangsa, generasi Z ini memiliki beberapa kelebihan, seperti pengetahuan yang luas karena mudahnya akses informasi dan terbuka terhadap perkembangan yang ada. Namun demikian, generasi Z juga memiliki kelemahan yakni, cenderung individualistis dan egosentris.

Gen Z juga pada umumnya lebih suka terhadap kebebasan bersuara dan menyesuaikan kebutuhan belajar. Dari sana, siswa menjadi terbiasa menentukan kebutuhan apa yang mereka butuhkan dan perlu dapatkan. 

Dalam konteks pendidikan, memberikan kebebasan siswa menentukan cara belajarnya merupakan sebuah kebutuhan. Dalam praktik pembelajaran saat ini, siswa menjadi sangat kompetitif dengan keragaman potensi yang dimilikinya. Pendekatan pembelajaran berbasis proyek dan sejenisnya akan membuat siswa terbiasa bekerja dengan kelompok dan berbagi informasi di dalamnya. 

Upaya ini berkaitan juga dengan karakteristik Gen Z yang lebih senang melalukan banyak hal sendiri. Bagaimanapun, proses belajar harus bersifat mandiri, demokratis, dan membuka ranah yang luas bagi penciptaan dan penemuan hal-hal baru dalam pembelajaran. 

Guru juga perlu menyampaikan secara terbuka peluang, tantangan dan juga hambatan yang mungkin nantinya akan membuat siswa memerlukan upaya lebih untuk mencapai cita-cita yang mereka impikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun