[caption caption="Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dalam GP3M (dok. pribadi)"][/caption]Dengan menengok sejarah bahwa Kartini dapat membangun peradaban baru bagi kaum perempuan, maka dari Jepara bumi Kartini Gerakan Pendidikan Pemberdayaan Perempuan Marjinal (GP3M) tingkat nasional resmi dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Rasyid Baswedan, PhD pada Sabtu, 16 April 2016 di Alun-alun Kabupaten Jepara lalu.
GP3M dicanangkan untuk mencetak sejarah baru dalam meningkatkan pendidikan dan pemberdayaan perempuan marjinal. Gerakan ini ditujukan untuk perempuan berusia antara 16-45 tahun yang pendidikannya belum tinggi, akses sumber daya ekonomi masih terbatas, lokasi daerahnya masih tertinggal sehingga mengalami kesulitan mengakses segala macam literasi. Selain itu, pemerintah terus melakukan upaya pembangunan dalam hal pendidikan. Pendidikan adalah kunci sebuah kebangkitan bangsa.
“Kartini menjadi semangat kita bersama untuk memperbaiki pendidikan dan pemberdayaan perempuan. Kenapa dinamakan perempuan? Karena memiliki kata dasar empu yang mempunyai makna seseorang yang mulia, seseorang yang karyanya tinggi. Dan pada perempuan dititipkan amanat untuk menjadi penggerakan perubahan minimal dilingkungan yang paling dekat.” jelas Menteri yang mengenakan batik coklat ini.
Kalau pahlawan nasional lainnya jelas terlihat musuhnya yang harus diperangi dan diusir dari negeri ini tapi tidak dengan Kartini. Perjuangannya untuk mendobrak tradisi bangsanya sendiri yang sudah tidak relevan pada jamannya. Yang dilakukan oleh Kartini adalah membangun kesadaran perempuan tentang pentingnya pendidikan, pentingnya kompetensi untuk membangun masa depan yang lebih baik. Sampai saat ini pun kesadaran seperti ini masih rendah di masyarakat.
“Perempuan adalah pilar sebuah bangsa. Bahkan mantan Sekjen PBB pernah mengatakan tidak ada sarana pembangunan yang lebih ampuh daripada pemberdayaan perempuan, begitu perempuan berdaya maka seluruh aspek pembangunan akan mengalami perubahan. Oleh karena itu GP3M dibentuk sebagai bukti bahwa negara mengajak seluruh masyarakat khususnya perempuan marjinal untuk belajar atau memperoleh pendidikan tinggi, mendapatkan pekerjaan yang layak sebagai penghidupannya, serta dapat memberikan pengaruh positif bagi pembangunan di sekitarnya.” tambah Bapak Anies.
Perempuan bisa meningkatkan kualitas hidupnya maka dia akan meningkatkan kualitas hidup lingkungannya. Ini dinamakan gerakan maka semuanya harus terlibat. Bapak Anies sangat mengapresiasi pemerintah daerah yang langsung melaksanakan gerakan ini. Ketika keterlibatan itu tinggi, partipasi tinggi maka dampak yang dihasilkan akan semakin besar.
“Saya teringat pada tahun 1948 Bung Karno menggelotorkan gerakan buta huruf. Kalimat yang dituliskan pada spanduk-spanduk waktu itu adalah “Bantulah usaha pemberatasan buta huruf”. Kata bantulah itu artinya bantu pemerintah untuk memberantas buta huruf tersebut. Tidak dalam posisi kami hadir untuk menyelesaikan masalah buta huruf melainkan mengundang seluruh masyarakat untuk terlibat diajak bersama-sama menyelesaikan masalah bersama. Maka dari buta huruf total menjadi melek huruf total.”
Dengan mendukung seorang perempuan berarti mendukung komunitas yang ada di sekitarnya. “Kami mengapresiasi seluruh lapisan masyarakat yang telah mendukung gerakan-gerakan pemberdayaan perempuan. Mari kita teruskan.” tambah Menteri yang tak pernah melepaskan senyum itu.
GP3M resmi dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan didampingi oleh Menteri Perempuan dan Perlindungan Anak, Bupati dan Wakil Bupati Jepara, jajaran eselon I & II pemerintah daerah Jawa Tengah, tokoh-tokoh masyarakat, serta disaksikan oleh masyarakat Jepara. Acara pencanangan GP3M dibuka oleh atraksi polisi cilik Jepara, membacaan surat-surat Kartini, testimoni perempuan marjinal penerima GP3M Jepara, dan penyerahan bantuan GP3M secara simbollik kepada yayasan perempuan marjinal Jepara.
[caption caption="Pemberian Bantuan GP3M Secara Simbolik Oleh Bapak Anies Baswedan (dok.pribadi)"]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI