Tanpa terasa kita sudah berada di penghujung tahun 2021 dan pandemi masih saja belum berlalu. Hampir 2 tahun sudah, kita semua menghadapi situasi yang tidak mudah dan memberikan banyak dampak, salah satunya kehilangan.
Kehilangan menimbulkan berbagai macam perasaan dan bisa berkepanjangan, salah satunya cemas.Â
Kehilangan orang yang disayangi seperti orang tua, membuat kita mencemaskan masa depan karena sudah tidak ada lagi pegangan. Hal ini yang saya rasakan. Meskipun Ibu saya sudah berpulang selama 7 tahun lamanya, saya masih sering timbul rasa cemas.Â
Bagaimana saya bisa menjalani hidup dengan tenang kalau orang yang amat saya sayangi sudah tidak ada di dunia ini mendampingi saya? Bagaimana saya bisa bahagia, kalau orang yang membuat saya bahagia sudah tidak ada?
Kehilangan lainnya yang menimbulkan kekhawatiran adalah kehilangan pekerjaan. Sejak adanya pandemi saya termasuk salah satu yang terdampak secara ekonomi.Â
Pekerjaan sebagai freelancer di bidang event organizer kandas sudah, padahal waktu itu sudah ada beberapa event yang akan berjalan namun apa daya. Perasaan saya bercampur aduk. Marah, kecewa, cemas, sedih dan tidak tahu akan berbuat apa.Â
Awal tahun 2021 dapat kesempatan bergabung di salah satu perusahaan start-up dan membuat saya kembali merasa "hidup" alhamdulillah.Â
Namun, kehilangan kembali terjadi ketika badai Covid-19 kembali menyerang gelombang II. Kontrak kerja saya tidak diperpanjang. Apa yang saya rasakan kala itu? Nano-nano.
Syukur alhamdulillah, sejak diam di rumah saja karena pandemi, membuat saya lebih mengenali diri sendiri. Belajar ke dalam diri sendiri, menyelami perasaan saya, dan bersahabat baik dengan diri sendiri.Â
Saya kembali mengingat hal-hal apa yang telah terjadi dalam hidup saya serta perasaan yang ditimbulkan akibatnya.Â