Mohon tunggu...
Andini Harsono
Andini Harsono Mohon Tunggu... Freelancer - Traveler - Blogger - Freelancer

Mengurai dunia dengan rasa, pikir dan syukur... Salam sastra Salam budaya Salam berkarya FB : Andini Harsono Twitter : @andiniharsono Instagram : @andini_harsono

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sadari Bumi dari Pandemi

24 Oktober 2021   12:59 Diperbarui: 24 Oktober 2021   18:36 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari NASA Earth Observatory menunjukkan penurunan tajam pada tingkat pencemaran di Wuhan. Sumber : wikipedia 

"A pandemic is the worst possible way to reduce emissions. There's nothing to celebrate here. We have to recognize that, and to recognize that technological, behavioural, and structural change is the best and only way to reduce emissions." -- Constantine Samaras, Energy and Climate Expert Carnegie Mellon University Pennsylvania.

Tiba-tiba Pandemi Covid-19

Saya tidak menyangka, perjalanan akhir Januari 2020 ke Penang menjadi perjalanan penuh dengan rasa kekhawatiran. Pasalnya waktu itu adalah kali pertama terjadinya pandemi Covid-19 yang sudah menyebar ke beberapa Negara termasuk Malaysia namun belum masuk ke Indonesia. Jadi saya dan teman-teman yang bersama ke Penang waktu itu bingung, apa itu Covid-19?

Sesampainya di terminal kedatangan, kami diperiksa suhu tubuh, dihimbau untuk menggunakan masker, dan digiring menuju imigrasi. Setelah selesai proses di imigrasi, kami berjalan keluar dan menemukan informasi terkait Covid-19 namun belum begitu jelas. Himbauannya untuk menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Karena masih baru banget terjadi Covid-19 jadi masih banyak yang belum menggunakan masker termasuk kami yang tidak ada persiapan membawa masker sama sekali. Kami bergegas mencari masker di berbagai tempat namun tidak menemukannya. Ada rasa panik, tapi mencoba untuk tetap positive thinking. Untungnya saya sudah terbiasa membawa hand sanitizer kemanapun itu jadi sudah siap di tas.

Perjalanan di Penang menjadi penuh kehati-hatian meskipun tidak mengurangi kegembiraan. Saya membaca banyak artikel mengenai Covid-19 dan dampak-dampaknya. Hal yang paling saya takutkan adalah keterbatasan ruang gerak mengingat pekerjaan dan hobi saya memerlukan itu.

18 bulan berlalu pandemi belum kunjung usai, namun kehadirannya memberi banyak perubahan di berbagai lini kehidupan, salah satunya pandangan saya terhadap kehidupan yang tidak lepas dari pengaruh bumi. Kesehatan manusia dipengaruhi oleh kesehatan bumi. Melalui pandemi Covid-19, bumi seakan bicara dengan kita. Bumi memerlukan istirahat dan perhatian lebih dari manusia untuk keberlanjutannya.

Sadari Pentingnya Bumi Untuk Kehidupan Manusia
Pandemi telah membawa banyak perubahan di berbagai sektor kehidupan, termasuk saya yang mulai mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dan ramah lingkungan. Kalau selama ini saya cuek dengan apa yang masuk ke tubuh, selama pandemi saya benar-benar mempelajari apa saja yang harus saya konsumsi, nutrisinya apakah sudah tepat, apakah bergizi, manfaatnya apa bagi tubuh dan sebagainya. Saya juga lebih bijak mengkonsumsi makanan dengan porsi sesuai dengan kemampuan perut. Artinya saya tidak membuang makanan yang tidak habis dengan cara masak sekali makan langsung habiskan. Dari sana saya berpikir bahwa banyak sampah yang saya hasilkan setiap harinya selama ini. Ya sampah makanan, sampah plastik bungkus makanan atau minuman, botol, dan sebagainya. Kemana larinya semua itu?

Saya juga memperhatikan kebanyakan orang selama pandemi menjadi lebih mencintai lingkungan. Contohnya, Ibu kos saya jadi punya beberapa tanaman yang ditanam di area rumah dan menyediakan beberapa tempat sampah untuk dipilah. Ada juga salah seorang influencer yang akhirnya mengubah halaman belakang rumahnya untuk merawat berbagai macam tanaman hingga menjadikan sumber penghasilannya selama pandemi.

Salah satu tanaman di depan kamar saya yang ditanam Ibu kos. Dokpri.
Salah satu tanaman di depan kamar saya yang ditanam Ibu kos. Dokpri.

Keresahan saya akan dampak pandemi Covid-19 sudah terjawab. Pandemi mendorong perubahan perilaku manusia terhadap bumi. Ruang gerak yang dibatasi karena lebih baik di rumah aja, memberikan pengaruh baik untuk bumi. Emisi karbon berkurang, hal ini ditandai dengan beberapa fenomena alam yang berubah menjadi baik seperti langit Jakarta kembali berwarna biru, udara lebih segar dan air lebih jernih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun