Kalau membahas soal kesehatan memang gak pernah ada habisnya. Saya pribadi semakin hari semakin peduli dan memperhatikan kesehatan apalagi kita masih berada dalam kondisi pandemi yang belum kunjung usai ini, menjaga kesehatan adalah hal yang wajib hukumnya. Hal pertama yang saya perhatikan adalah makanan yang saya konsumsi sebagai asupan gizi. Mengatur konsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak), perbanyak sayur dan buah, menghindari minum susu kaleng yang bukan susu seperti susu kental manis yang masih aja dianggap sebagai minuman susu. Kental manis untuk topping aja yaa, seperti es buah atau martabak. Hmm enak nih buat buka puasa hehe..
Di sisi lain, kadang saya punya masalah bingung mau makan apa. Apalagi kalau sudah sibuk beraktivitas. Makan asal kenyang. Nah, yang seperti ini sebaiknya dihindari. Bukan lagi makan asal kenyang, tapi sudah harus diperhatikan gizi yang masuk ke tubuh kita. Kebayang dong sebagai seorang Ibu yang tiap hari harus mikirin makanan untuk anak-anaknya. Pasti seru.
Mumpung belum jadi Ibu nih, saya senang banget baca-baca, sharing, dan ikutan webinar tentang gizi. Salah satunya webinar tentang gizi yang bertajuk "Tenaga Kesehatan Ujung Tombak Bagi Kesehatan Masyarakat". Bener juga, karena tenaga kesehatan adalah barisan terdepan yang terdekat dengan masyarakat untuk memberikan informasi gizi dan juga kesehatan.
Salah satu tenaga kesehatan yang berperan penting dalam melayani masyarakat adalah bidan. Bukan hanya membantu persalinan, bagi sebagian masyarakat bidan adalah akses terdekat untuk mendapatkan layanan kesehatan atau informasi kesehatan bagi keluarga terutama perempuan dan anak. Kesehatan seseorang itu terbentuk dari 1000 Hari Pertama Kelahiran, nah ini yang harus dijaga.
Bidan dan 1000 Hari Pertama Kelahiran
Bidan merupakan ujung tombak bagi optimalisasi 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) karena perannya mengawal kesehatan perempuan serta membantu proses persalinan. Dari bidan seorang calon Ibu mendapatkan banyak informasi mengenai gizi dan bagaimana memberikan 1000 HPK yang terbaik bagi anak-anaknya. Untuk itu, edukasi pada bidan dirasa sangat penting untuk terus diperbaharui seiring perkembangan jaman, salah satunya mengenai kental manis itu bukan susu.
Kita gak bisa pungkiri, tingkat literasi gizi masyarakat Indonesia masih rendah. Minimnya sumber-sumber yang kredibel tentang gizi membuat masyarakat menjalani pola pengasuhan dan pemberian makan pada anak mengikuti kebiasaan generasi sebelumnya. Belum lagi ditambah iklan yang memberikan informasi kurang tepat. Alhasil masyarakat menganggapnya benar tanpa mencari tahu lebih banyak tentang informasi tersebut.
1000 HPK merupakan gerbang kehidupan. Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika Hasan, Sp.A, MARS mengingatkan bahwa penyebab masalah gizi seperti stunting dan diabetes berawal dari 1000 HPK yang tidak terkawal dengan baik. Beliau juga menyarankan untuk benar-benar siap mental dan cukup umur ketika menjadi calon Ibu. Artinya harus benar-benar kuat dan siap ketika mengandung. Karena masalah kesehatan bukan terhadap anaknya saja tapi ke dirinya sendiri.
Konsumsi Gizi Seimbang Sedini Mungkin