Senja memerah menghiasi sore Jakarta sepanjang minggu ini. Semua orang memanfaatkan keindahan alam ini untuk beraktivitas keluar rumah. Tak jarang mereka sengaja hunting lokasi untuk mengabadikan momen senja yang jarang-jarang terjadi di Ibukota karena selalu ditutupi oleh polusi.
Aku tak mau kalah. Pukul 16.30 tepat aku keluar rumah sore ini dan berjalan di trotoar sepanjang Jalan Rasuna Said untuk menikmati semilir angin dan indahnya langit biru lengkap dengan awan putihnya yang menggantung manja di sela-sela gedung.
"Dee, proposal kita diterima. Hahaha kita berhasil Dee." pesannya pada aplikasi Whatsapp yang memudahkan komunikasi semua orang di muka bumi ini.
"Oya? Wah alhamdulillah Mas. Selamat ya." balasku dengan emoticon nyengir diakhir kalimat.
"Selamat? Ah proposal ini kan kamu yang buat Dee. Harusnya aku yang mengucapkan selamat dan terima kasih padamu. Berkat kamu, ideku yang cuma bisa kupendam aja selama ini bisa terwujud."
"Hayah. Ya sudah berkat kerja sama kita, proposal itu berhasil hehe."
"Oya Dee kamu lagi dimana? Aku samperin ya."
"Di Taman Epicentrum Mas. Boleh, ke sini aja, kita nyore di sini."
Sore semakin mendekati malam. Dia datang seiring senja mulai berubah warna.
"Hei Dee. Ya ampun seru banget sih duduk sambil baca dan telingamu dijejali musik." sapanya sembari menabrakkan bahunya di bahuku.
"Ah kamu datangnya agak telat Mas, langitnya udah berubah, coba setengah jam yang lalu, bagus banget."