"Hahaha gak apa-apa deh, yang penting kan ketemu kamu bukan ketemu langit." tambahnya sambil cengar-cengir.
"Lagipula memang aku terlambat Dee, sedari dulu aku sudah terlambat memenangkan hatimu."
Dia selalu mengucapkan hal ini berulang-ulang. Semakin sering dia mengucapkannya semakin teriris hatiku.
"Halah selalu deh, gombal. Udah ah males kalau ngomong kayak gitu lagi." sahutku sambil mengangkat badan berjalan menuju tepi selokan.
"Hahaha ya ya ok ok, gak lagi-lagi deh. Oya kita ngopi yuk di sana." ajaknya sambil menunjuk coffee shop yang berada di pelataran perkantoran.
Kami pun berjalan menuju tempat nongkrong anak gaulnya Kuningan after office. Perjalananku sore ini ditutup dengan senyumnya yang selalu hadir ketika di hadapanku.
"Dee, program kita bisa berjalan bulan depan. Mereka minta dilaksanakan awal bulan depan saja agar kita masih punya cukup waktu untuk mempersiapkan materi-materinya. Lalu nanti aku kontak kawan-kawan yang punya waktu agak leluasa untuk turun di lapangan, karena aku yakin kamu pasti akan sibuk dengan pekerjaanmu yang lain kan?" jelasnya membuka diskusi tentang program penulisan dan pemanfaatan sosial modia bagi UMKM di daerah-daerah.
"Iya Mas atur aja. Bulan depan aku masih bisalah ngawal, tapi bulan depannya lagi sepertinya aku absen dulu karena harus berangkat ke Tokyo." jelasku sambil menyeruput Green Tea Latte, minuman favoritku.
"Nah kan sudah kutebak. Silakan Dee. Lakukan semua hal yang kamu anggap baik untukmu, traveling-lah keliling dunia, nikmati hidupmu."
"Hahaha. Iya nih Mas, traveling itu nagih. Apalagi yang bisa aku lakukan selain traveling dan kerja?"
"Iya Dee, lakukanlah. Yang terpenting buatku adalah senyummu. Lakukan apa aja sesukamu, semua hal yang bisa buatmu tersenyum, aku akan bahagia. Sekali lagi Dee, terima kasih atas proposal ini.