Mohon tunggu...
Andini Harsono
Andini Harsono Mohon Tunggu... Freelancer - Traveler - Blogger - Freelancer

Mengurai dunia dengan rasa, pikir dan syukur... Salam sastra Salam budaya Salam berkarya FB : Andini Harsono Twitter : @andiniharsono Instagram : @andini_harsono

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Traveling Menyenangkan Bersama KRL Commuter Line

12 Mei 2016   15:59 Diperbarui: 13 Mei 2016   07:49 579
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anker (Anak Kereta), sebutan akrab bagi pengguna transportasi kereta rel listrik Jabodetabek untuk beraktivitas setiap harinya, sudah akrab betul dengan kondisi KRL yang menjadi sahabat mereka. 

Dengan adanya KRL Commuter Line yang menjadi penghubung Jakarta dan kota-kota sekitarnya seperti Depok, Bogor, Bekasi dan Tangerang sangat membantu transportasi masyarakat untuk berangkat kerja, kuliah atau bepergian. Selain biaya tiketnya sekarang murah, transportasi ini juga cepat (anti macet), aman dan nyaman meskipun pada jam-jam tertentu KRL sangatlah tidak nyaman.

Pada jam pulang kantor, pengguna KRL harus berdesakan untuk bisa masuk kereta, bahkan di Stasiun Sudirman penumpang yang hendak turun tidak bisa turun karena terdorong masuk dengan penumpang yang naik. 

Saya sering mengalaminya. Sehingga saya diberi tips oleh pengguna setia KRL ketika naik KRL pada jam-jam  sibuk  terutama jam pulang kantor, sangat dianjurkan kita harus makan terlebih dahulu sebelum naik KRL. Isi tenaga itu penting untuk bisa berjuang melawan arus. 

Selain itu, kurangnya kesadaran penumpang untuk memberikan dengan sukarela tempat duduk untuk prioritas. Yang saya sering lihat jarang sekali yang mau mengalah dengan sendirinya ketika lihat ibu hamil dan ibu membawa anak kecil. 

Pasti harus diteriakin, dijutekin dulu baru mau bangun. Bahkan ada yang pura-pura tidur agar dia tidak diminta memberikan tempat duduknya. Main dorong-dorongan di kereta juga sudah bukan hal yang jarang. Alasannya satu, semua ingin pulang ke rumah dengan cepat.

Bagi saya yang tidak menggunakan transportasi KRL setiap harinya, lebih menikmati KRL untuk menghilangkan penat dan berpetualang ke suatu tempat. Kata orang dengan melakukan perjalanan entah dekat entah jauh, dapat menghilangkan stress bahkan menghindarkannya. 

Dengan piknik juga dapat memberikan energi positif kedalam diri sendiri sehingga yang dikeluarkannya adalah hal-hal yang positif juga. Hampir setiap minggu saya menggunakan KRL untuk traveling. Salah satu tujuannya ke Bogor dengan tujuan ke Kebun Raya Bogor atau berwisata kuliner. 

Kalau ke Keun Raya Bogor dari stasiun Bogor saya biasanya jalan kaki. Mengingat Bogor masih cukup rindang dan juga trotoarnya masih enak untuk digunakan pejalan kaki.

Traveling menggunakan KRL saya lakukan bersama Sahabat Tau Dari Blogger dan juga Jakarta By Train dengan tujuan mengunjungi Monumen Perjuangan atau lebih dikenal Tugu Tani, Museum Kebangkitan Nasional, dan mengakhiri perjalanan dengan menikmati Es Krim tempo doeloe Baltic yang berada di persimpangan Senen. 

Meeting point kami di Stasiun Manggarai pada pukul 09.00 WIB hari Sabtu, 30 April 2016 seperti biasa sinyal masuk ke Stasiun Manggarai pada pagi hari sulit dikarenakan banyaknya kereta jarak jauh/luar kota masuk kota Jakarta. 

Dari Stasiun Manggarai kami naik kereta tujuan Jakarta Kota dan turun di Stasiun Gondangdia. Stasiun-stasiunnya sekarang jauh lebih bersih dan rapi serta penjagaan keamanan yang kian ketat menambah keamanan dan kenyamanan pengguna KRL. Dari Stasiun Gondangdia kami berjalan kaki melewati bawah kolong jembatan rel kereta arah Tugu Tani. 

Nah di sini agak kurang nyaman digunakan untuk jalan kaki. Karena sebagian trotoar digunakan untuk parkir dan juga berdagang serta banyak trotoar yang bolong jalannya. Dari Tugu Tani menuju ke Museum Kebangkitan Nasional melewati Kwitang dan sekitarnya juga agak tidak nyaman. 

Permasalahannya sama, trotoar digunakan sebagai lahan parkir, berdagang bahkan banyak motor yang melawan arus sehingga dia menggunakan sebagian bahu trotoar.

Museum Kebangkitan Nasional (dok. Pribadi)
Museum Kebangkitan Nasional (dok. Pribadi)
Masalah klise bagi Jakarta yaitu masyarakatnya tidak bisa berjalan kaki dengan nyaman. Malah justru saya sering sekali mendapati pejalan kaki dengan pengendara motor bersitegang karena rebutan jalan di trotoar. Bukankah fungsi trotoar itu untuk para pejalan kaki? Saya sedih sekali ketika harus berjalan kaki tapi saya diklakson pengendara motor yang mau merebut jalur trotoar. 

Sebagai pengguna trotoar dan berjalan kaki ketika mencapai halte busway atau mencari alamat, saya sering sekali kesal dengan tidak adanya toleransi dan tenggang rasa pengendara motor untuk menyadari bahwa trotoar dan bahu jalan itu digunakan untuk para pejalan kaki.

Perjalanan tetap kami lanjutkan dengan semangat meskipun panas terik dan kurang nyamannya berjalan di trotoar sepanjang perjalanan kami. Sekitar pukul 12.00 WIB perjalan kami berakhir di Es Krim Baltic. Es krim bertekstur lembut tapi tidak eneg karena tidak mengandung banyak susu rasanya menjadi penawar pas di kala cuaca panas. 

Harga yang ditawarkan juga relatif murah yaitu sekitar Rp. 3.500,- - Rp. 10.000,- dengan rasa yang variatif. Saya mencoba es krim rasa kacang hijau waktu itu. Es krim kacang hijau berbalut coklat yang rasanya pas menurut saya. Tidak terlalu manis, rasa kacang hijaunya masih begitu terasa dan coklatnya tidak pahit.

Petualangan dengan KRL kali ini cukup menghibur meskipun ada beberapa keterlambatan. Sedikit tips dari saya untuk melakukan perjalanan menggunakan KRL Commuter Line atau kereta api jarak jauh atau alat transportasi apapun adalah :

  1. Pastikan Anda mengetahui lokasi dan rute destinasi tujuan. Jadi Anda tahu menggunakan transportasi apa untuk menuju.
  2. Siapkan fisik Anda sebaik mungkin. Makan dulu sebelum bepergian, siapkan perbekalan secukupnya dan obat-obatan pribadi.
  3. Memilih partner traveling yang sevisi misi. Seperti halnya memilih pasangan hidup, memilih pasangan ketika bepergian juga penting dilakukan apalagi untuk destinasi-destinasi yang sulit dan memacu andrenalin. Salah memilih partner Anda akan kehilangan moment berharga ketika traveling.
  4. Ketika di KRL atau di transportasi umum jagalah kebersihan dan kesopanan. Tenggang rasa terhadap penumpang lain juga harus dilakukan, seperti tidak teriak-teriak di KRL, tertawa terbahak-bahak, buang ingus atau ludah sembarangan atau menaruh barang bawaan yang dapat mengganggu kenyamanan penumpang lain.
  5. Perhatikan waktu. Mengatur waktu pada saat bepergian amatlah penting apalagi Anda bepergian bersama atau berkelompok. Anda terlambat maka semuanya akan terlambat.

Pada hari itu juga kami mengunjungi kantor PMI di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat ramah tamah dengan tuan rumah dan mendapatkan bingkisan 1 set lem FOX. Isi dalam bingkisan tersebut bermacam-macam jenis lem FOX. Wah pas betul untuk anak stock di rumah. 

Jadi jangan ragu untuk mencoba menggunakan KRL sebagai sarana berlibur murah, aman, nyaman dan menyenangkan. Dengan tetap menjaga kebersihan di kereta, peron dan stasiun, maka kita mendukung program pemerintah dalam menciptakan transportasi massal yang murah, aman, nyaman dan cepat. 

Apa salahnya kita melakukan hal kecil untuk kebaikan bersama. Toh dampaknya akan dirasakan oleh diri kita sendiri. Tentunya hal ini juga harus didukung oleh PT KAI, Commuter Line, dan Kementerian Perhubungan. Semakin bersih, semakin baik pelayanannya, semakin masyarakat senang menggunakan transportasi kereta.

Bersama Sahabat Tau Dari Blogger Wisata KRL (dok. TDB)
Bersama Sahabat Tau Dari Blogger Wisata KRL (dok. TDB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun