Mohon tunggu...
Andini Fitrian Kusumaningrum
Andini Fitrian Kusumaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Unviersitas Airlangga

suka nangis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Komunikasi Efektif Dan Terapeutik Perspektif Terhadap Profesi Bidan

5 Desember 2024   05:00 Diperbarui: 5 Desember 2024   08:25 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Profesi bidan telah lama menjadi salah satu pilar utama dalam layanan kesehatan ibu dan anak.

Sebagai garda terdepan dalam mendampingi ibu hamil, melahirkan, dan pasca-persalinan, bidan
memegang peranan yang sangat vital dalam memastikan keselamatan dan kesejahteraan ibu dan bayi.
Meski demikian, persepsi masyarakat terhadap profesi ini masih kerap dipandang sebelah mata.
Banyak yang tidak menyadari betapa kompleks dan menantang pekerjaan bidan di era modern,
terutama dengan perkembangan teknologi medis dan perubahan sosial yang terus terjadi.

Peran Bidan di Masyarakat
Secara historis, bidan berperan sebagai figur penting dalam proses kelahiran. Di banyak budaya
tradisional, bidan dianggap sebagai sosok yang memiliki pengetahuan mendalam tentang tubuh
perempuan dan proses persalinan alami. Namun, dalam konteks modern, peran bidan tidak terbatas
hanya pada membantu persalinan. Bidan juga berfungsi sebagai edukator, konselor, dan penyedia
layanan kesehatan reproduksi.
Sebagai edukator, bidan memberikan pengetahuan kepada calon ibu mengenai kehamilan sehat,
gizi yang tepat, hingga persiapan mental menjelang persalinan. Di sisi lain, bidan juga sering kali
menjadi tempat bertanya bagi keluarga dan lingkungan sekitar terkait mitos-mitos kehamilan yang
banyak beredar di masyarakat. Dengan kehadiran bidan, masyarakat tidak hanya mendapatkan
layanan medis, tetapi juga edukasi yang lebih komprehensif.

Tantangan yang Dihadapi Bidan Modern
Seiring perkembangan zaman, profesi bidan mengalami berbagai tantangan. Salah satu tantangan
terbesar adalah meningkatnya ketergantungan masyarakat terhadap teknologi medis modern. Di
kota-kota besar, semakin banyak ibu yang memilih melahirkan di rumah sakit dengan bantuan dokter
spesialis kandungan, terutama dengan meningkatnya popularitas metode persalinan caesar. Hal ini
sering kali membuat bidan tampak sebagai pilihan "sekunder" dalam layanan persalinan.
Selain itu, di tengah percepatan kemajuan teknologi kesehatan, bidan dituntut untuk selalu
memperbarui pengetahuan mereka. Bidan harus mampu menyesuaikan diri dengan protokol medis
terbaru, penggunaan alat kesehatan modern, hingga perkembangan obat-obatan yang terus berubah.
Disisi lain, mereka juga harus tetap mampu menjaga nilai-nilai tradisional yang terkadang masih
dipegang oleh pasien, terutama di daerah pedesaan.
Bidan juga menghadapi tekanan psikologis dalam menjalankan tugasnya. Dalam banyak kasus,
mereka harus bekerja di bawah kondisi yang penuh tekanan, seperti saat menangani komplikasi
persalinan di daerah terpencil yang minim fasilitas kesehatan. Beban kerja yang berat ini sering kali
tidak sebanding dengan apresiasi yang diterima, baik dari segi materi maupun sosial.

Perspektif Terhadap Profesi Bidan
Meskipun tantangannya besar, profesi bidan tetap menjadi pilihan banyak perempuan muda di
Indonesia. Keinginan untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat dan mendampingi
proses sakral kelahiran menjadi salah satu alasan mengapa profesi ini tetap diminati. Namun,
perubahan perspektif masyarakat terhadap bidan sangat diperlukan.
Masyarakat sering kali kurang memahami peran bidan dalam konteks yang lebih luas. Bidan tidak
hanya hadir untuk menangani proses kelahiran, tetapi juga berperan dalam menjaga kesehatan
reproduksi perempuan secara menyeluruh, mulai dari masa pra kehamilan, selama kehamilan, hingga
pasca persalinan. Lebih dari itu, bidan memiliki peran strategis dalam menurunkan angka kematian
ibu dan bayi, terutama di daerah-daerah dengan akses kesehatan terbatas.
Apresiasi terhadap bidan perlu ditingkatkan, baik melalui pengakuan sosial maupun sistem
kompensasi yang layak. Pemerintah dan masyarakat juga harus menyadari bahwa bidan adalah aset
penting dalam sistem kesehatan nasional. Program pelatihan berkelanjutan, peningkatan fasilitas, serta
kesempatan karir yang lebih luas merupakan langkah penting untuk memastikan profesi ini tetap
relevan dan berkualitas di masa depan.

Kesimpulan
Profesi bidan adalah profesi yang menuntut dedikasi, pengetahuan yang terus diperbarui, serta
kemampuan menghadapi situasi yang penuh tantangan. Dalam perspektif modern, peran bidan tidak
hanya sebatas membantu persalinan, tetapi juga menjadi bagian integral dari sistem kesehatan yang
lebih luas. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk lebih menghargai peran bidan dan memberikan
dukungan yang diperlukan agar mereka dapat terus memberikan layanan terbaik bagi ibu dan anak di
seluruh penjuru negeri.
Di tengah perubahan zaman, profesi bidan tetap menjadi profesi yang berharga dan penuh makna.
Dengan apresiasi yang lebih besar dari masyarakat, kita bisa mendorong lebih banyak individu
berbakat untuk menempuh profesi ini dan menjaga masa depan kesehatan ibu dan anak yang lebih
baik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun