Mohon tunggu...
Andini Alifiya
Andini Alifiya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah jurnalis pemula dan suka melihat berita-berita terupdate

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN Tematik Kelompok 12 Universitas Muhammadiyah Jember Revitalisasi UMKM Tempe Rumahan di Desa Kebonan, Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang

8 Agustus 2024   13:58 Diperbarui: 8 Agustus 2024   14:02 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebonan, Klakah, Kab Lumajang pada Senin, 5 Agustus 2024,Universitas Muhammadiyah Jember akan melepaskan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kebonan, Kecamatan Klakah adalah kecamatan yang menjadi fokus wilayah KKN Tematik Gelombang 2 ini, dengan mahasiswa kelompok KKN berjumlah 20 mahasiswa. Acara yang berlangsung di halaman utama kampus ini berlangsung dengan baik dan dihadiri oleh rektorat, dosen pembimbing lapangan, dan mahasiswa KKN yang akan diterjunkan.

Acara diawali dengan sambutan oleh rektor Universitas Muhammadiyah Jember yang menekankan pentingnya pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu tri dharma perguruan tinggi. Beliau berharap kepada para mahasiswa agar dapat memberikan kontribusi nyata, terhadap desa yang ditempati terutama bagi Desa Kebonan, Kecamatan Klakah, Lumajang yang sekaligus sebagai wilayah penerjunan mahasiswa KKN kelompok 12 dalam revitalisasi UMKM dan peningkatan ekonomi desa.

Survei UMKM Tempe Rumahan di Desa Kebonan, Klakah/Kelompok 12 KKN Tematik Unmuh Jember
Survei UMKM Tempe Rumahan di Desa Kebonan, Klakah/Kelompok 12 KKN Tematik Unmuh Jember

Anggota Kelompok KKN 12 Kemal Aditya menyampaikan Kamis (8/9/2024) bahwa mereka tergerak untuk membantu UMKM di Desa Kebonan, salah satunya adalah UMKM Tempe Rumahan yang telah berdiri selama 7 bulan.

Menurut pengamatan kelompok KKN 12, pemasaran yang dilakukan oleh UMKM Tempe Rumahan masih memakai cara manual dengan dititipkan ke penjual sayur keliling.

" Tempe Rumahan memiliki cita rasa khas rumahan, sehingga banyak peminatnya namun memang seiring berjalan waktu terdapat beberapa kendala pemasaran" ujar Kemal Kamis (8/9/2024).

Kendala pemasaran berada pada di bulan Ramadhan hingga omset berkurang mencapai 50%, per bungkus dibandrol seharga 2500 - 4000 ribu rupiah.

" Hal tersebut menjadi kesulitan tersendiri , produk harus dipasarkan namun penjualan dan harga belum sesuai semestinya" ujar Kemal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun