Mohon tunggu...
Andini Dwi
Andini Dwi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Don’t stop when you are tired. Stop when you are done.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter Berbasis Nilai Nilai Islam dan Solusi Problematika Kenakalan Remaja di Sekolah Menengah

15 November 2024   14:37 Diperbarui: 15 November 2024   14:55 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
baznas.jogjakota.go.id

Remaja pada tingkat SMP dan SMA sering menghadapi berbagai masalah sosial, seperti kenakalan remaja, perundungan (bullying), hingga sikap kurang bertanggung jawab. Tantangan ini bukan hanya mengganggu proses belajar, tetapi juga merusak moral dan karakter siswa. Melalui pendidikan karakter berbasis nilai Islam, diharapkan terbentuk generasi yang berdisiplin, empati, dan bertanggung jawab.  

Masa remaja merupakan fase pencarian identitas, yang membuat siswa SMP/SMA rentan terhadap pengaruh negatif, dan moral yang sangat rendah. Permasalahan sosial dikalangan siswa SMP/SMA yang seringkali terjadi biasanya berdampak negatif terhadap perilakunya. Masalah yang terjadi seperti permasalahan kenakalan remaja, remaja banyak melakukan tindakan perusakan, penyalahgunaan, dan keterlibatan dalam geng atau pergaulan yang kurang baik, ini mengakibatkan banyak remaja mengalami masa dimana mereka mencari jati diri yang hanya ingin dilakukan secara bebas tanpa diatur-atur. Dan banyak dari dampak kenakalan remaja itu mereka melakukan perundungan bullying verbal, fisik, hingga cyberbullying yang berdampak buruk pada kesehatan mental dan kenyamanan siswa. Nilai moral remaja juga menurun dari waktu ke waktu banyak sekali remaja memiliki moral yang buruk, tidak sopan dan jauh dari etika yang baik. Menjadikan mereka mempunyai karakter yang buruk dalam berperilaku sehari-hari. 

Anak remaja pada masa ini kurang mempunyai tanggung jawab atas semua perbuatan yang dilakukan. Banyak siswa remaja yang menunjukkan sikap kurang empati terhadap teman, dan lingkungan disekitarnya. 

Pendidikan karakter berbasis nilai Islam memiliki peran sangat penting dalam membentuk karakter generasi muda yang berakhlak mulia. Nilai-nilai Islam tidak hanya mencakup pemahaman tentang ritual keagamaan, tetapi juga mencakup akhlak, moral dan etika yang menjadi pondasi penting dalam kehidupan sosial. 

Pendidikan karakter berbasis nilai Islam tidak hanya menyampaikan pengetahuan agama, tetapi juga bertujuan membentuk akhlak yang baik. Nilai-nilai seperti ihsan (kebaikan), amanah (kepercayaan), dan ta'awun (tolong-menolong) bisa menjadi dasar untuk menghadapi permasalahan sosial. 

Islam sangat mendorong umatnya untuk memiliki empati dan kepedulian sosial, terutama terhadap sesama makhluk Tuhan. Dengan pendidikan karakter berbasis Islam, siswa diajarkan untuk peduli pada orang lain, memahami perasaan mereka, dan membantu yang membutuhkan. Kegiatan seperti sedekah, bakti sosial, menghormati terhadap sesama atau orang yang lebih tua, kunjungan ke panti asuhan, atau penggalangan dana. Kegiatan ini akan membentuk empati dan kepedulian siswa terhadap kondisi sosial sekitar ini mengajarkan siswa pentingnya berempati dan berbagi. 

"Pendidikan Islam memberikan panduan bagi pembentukan karakter mulia, mengajarkan setiap individu untuk hidup bertanggung jawab, menghargai orang lain, dan menjalankan amanah dengan baik" 

Membangun tanggung jawab individu dan sosial ada dalam Islam nilai amanah, ini mengajarkan siswa untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab atas segala hal yang dilakukan. Melakukan Mentorship Islami atau "Teman Amanah" Diajarkanlah mereka untuk memilih siswa yang memiliki karakter baik sebagai mentor bagi teman-temannya. Mereka menjadi pembimbing, teman diskusi, dan panutan, serta dapat memberikan dukungan moral dan akademis.

"Dalam Islam, setiap individu memiliki peran untuk menuntun dan mendukung satu sama lain, menjadikan kebaikan sebagai panduan hidup"

Pendidikan karakter berbasis nilai Islam membantu siswa memahami bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi dan mereka bertanggung jawab atas keputusan mereka. Nilai ini mencakup tanggung jawab terhadap diri sendiri, orang lain, serta lingkungan sosial. Dalam hal ini dibuatlah pembelajaran berbasis proyek agar mempunyai sikap tanggung jawab, program ini menugaskan siswa mengelola proyek dari awal hingga akhir, seperti proyek kampanye anti-bullying dan perundungan, yang mengajarkan keterampilan manajemen dan tanggung jawab atas tindakan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun