Mohon tunggu...
andine natasha ahmad
andine natasha ahmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Hubungan Internasional di Universitas Islam Negri Jakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis di Bawah Bayang-bayang Atom, Analisis Ancaman Nuklir Korea Utara dan Keseimbangan Global

11 September 2024   14:46 Diperbarui: 11 September 2024   14:56 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber: Google

Semenanjung Korea telah lama menjadi pusat ketegangan internasional, dengan ancaman nuklir Korea Utara sebagai isu utama yang mempengaruhi stabilitas global. Meskipun konflik bersenjata antara Korea Utara dan Korea Selatan telah berakhir sejak akhir Perang Korea, ketegangan tetap tinggi, terutama karena ambisi nuklir Korea Utara. 

Sejak 2006, negara ini telah melakukan berbagai uji coba nuklir yang menimbulkan reaksi keras dari komunitas internasional. Program nuklir Korea Utara memperburuk ketegangan regional, memicu perlombaan senjata, merusak keseimbangan kekuasaan global, dan mengancam norma-norma non-proliferasi nuklir (Andi Purwono, 2010). 

Di bawah kepemimpinan Kim Jong-un, ancaman ini semakin mendalam, mengancam negara-negara tetangga seperti Korea Selatan dan Jepang serta mengguncang stabilitas geopolitik dunia, terutama hubungan antara kekuatan besar seperti Amerika Serikat, China, dan Rusia. 

Ancaman ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang proliferasi nuklir yang lebih luas dan potensi krisis kemanusiaan jika ketegangan meningkat. Esai ini akan mengeksplorasi dampak ancaman nuklir Korea Utara terhadap keamanan internasional dan menganalisis strategi-strategi untuk mencapai perdamaian dunia, dengan fokus pada ketegangan regional, keseimbangan kekuasaan global, norma non-proliferasi, dan krisis kemanusiaan.

Ancaman nuklir Korea Utara merupakan tantangan besar dalam keamanan internasional saat ini. Sejak dimulainya program nuklirnya pada 2006, negara ini, di bawah Kim Jong-un, telah membuat kemajuan signifikan dalam pengembangan senjata nuklirnya. Ancaman ini memperburuk ketegangan di Semenanjung Korea dan mempengaruhi stabilitas global secara luas. Program nuklir Korea Utara memberikan dampak yang signifikan baik di tingkat regional maupun global. 

Di kawasan Asia Timur, keberadaan senjata nuklir Korea Utara menciptakan ketidakpastian dan kecemasan yang mendalam. Negara-negara tetangga seperti Korea Selatan dan Jepang merasakan ancaman langsung dari potensi serangan nuklir, sehingga mereka terpaksa mengambil langkah-langkah untuk memperkuat pertahanan mereka (Marsingga, Prilla, 2014). 

Korea Selatan mungkin meningkatkan anggaran militer dan memperluas kemampuan pertahanannya, sementara Jepang, yang selama ini mempertahankan kebijakan non-nuklir, menghadapi tekanan untuk mempertimbangkan opsi pertahanan yang lebih agresif. Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan ketegangan di kawasan tetapi juga dapat memicu perlombaan senjata, di mana negara-negara di Asia Timur saling berlomba untuk mengembangkan atau meningkatkan kapasitas militer mereka sebagai respons terhadap ancaman nuklir Korea Utara.

Di tingkat global, program nuklir Korea Utara mengganggu keseimbangan kekuasaan yang sudah rumit antara negara-negara besar seperti Amerika Serikat, China, dan Rusia. Amerika Serikat, sebagai sekutu utama Korea Selatan dan Jepang, menerapkan berbagai sanksi ekonomi terhadap Korea Utara sambil memperkuat kerjasama pertahanan dengan sekutunya. Strategi ini dirancang untuk menekan Korea Utara agar menghentikan program nuklirnya dan mencegah potensi ancaman langsung terhadap kepentingan AS dan sekutunya. 

Di sisi lain, China dan Rusia, meskipun mendukung sanksi internasional terhadap Korea Utara, lebih memilih pendekatan diplomatik untuk menengahi krisis dan mengurangi ketegangan. China, sebagai negara tetangga Korea Utara yang  memiliki pengaruh signifikan, sering terlibat dalam upaya diplomasi untuk mencari solusi yang stabil, sedangkan Rusia juga berperan dalam upaya diplomatik di forum internasional. Ketidaksepakatan dan perbedaan strategi antara negara-negara besar ini menyebabkan ketidakstabilan geopolitik yang lebih luas.

Konflik kepentingan yang kompleks dan sering kali bertentangan antara AS, China, dan Rusia menciptakan dinamika internasional yang tidak stabil dan memperburuk ketegangan di kawasan. Ketidakstabilan ini juga dapat mempengaruhi hubungan internasional di luar Asia Timur, mengganggu kolaborasi internasional yang diperlukan untuk menangani berbagai tantangan global lainnya (Nopitri Uli, 2020).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun