Belakangan ini, makanan manis di pasaran selalu menarik perhatian banyak orang. Variasi yang makin banyak dan bentuknya yang unik-unik membuat banyak orang senang untuk membeli dan puas saat mengonsumsinya.Â
Dimulai dari hal tersebut, kemudian muncul anggapan bahwa makanan manis adalah moodbooster yang dapat mendorong seseorang untuk menuntaskan pekerjaannya.Â
Hal ini tentunya meningkatkan jumlah konsumsi makanan manis di kalangan masyarakat. Terlebih pada mereka yang harus menjalani banyak kegiatan setiap harinya seperti para pelajar, mahasiswa, atau para pekerja kantoran.
Secara ilmiah, makanan atau minuman manis dapat meningkatkan hormon dopamin yang membuat mood seseorang menjadi baik. Selain itu, glukosa yang dapat ditemukan dalam makanan atau minuman manis dan makanan berkarbohidrat merupakan bahan bakar bagi otak.Â
Otak memerlukan glukosa supaya bisa berpikir, berkonsentrasi, dan mengingat sesuatu. Namun, tidak banyak yang tahu apa yang terjadi dibalik pengonsumsian glukosa.Â
Konsumsi glukosa yang tidak terkendali justru akan menyebabkan sugar crash yang menyebabkan seseorang terhambat untuk menuntaskan pekerjaan dan tidak dapat mencapai produktivitas.
Sugar crash dalam bahasa ilmiahnya sering disebut dengan reactive hypoglycemia. Berbeda dengan hypoglycemia yang terjadi pada penderita diabetes, reactive hypoglycemia ini terjadi setelah 2-5 jam konsumsi makanan.Â
Reactive hypoglycemia dipicu oleh makanan karbohidrat dengan glikemik tinggi, misalnya seperti nasi putih, roti putih, kue, minuman manis, minuman bersoda, dan lain-lain.
Karbohidrat jenis ini dengan cepat dicerna oleh tubuh sehingga gula darah pun mengalami lonjakan kenaikan yang cepat. Hal ini kemudian direspon dengan pengeluaran insulin yang banyak sehingga mengakibatkan gula darah menjadi rendah.Â
Gula darah rendah mengakibatkan otak kekurangan bahan bakarnya sehingga tubuh akan hilang konsentrasi, timbul rasa kantuk, lapar, kelelahan, yang pada akhirnya akan mengganggu produktivitas seseorang. Karena hal tersebut, sugar crash  juga disebut dengan energy crash.