Mohon tunggu...
Andi Nabila Sagita
Andi Nabila Sagita Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar sekolah

Infp

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hujan di Borobudur

31 Januari 2025   14:49 Diperbarui: 31 Januari 2025   14:49 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pinterest https://pin.it/2ulerevwD

Rabu pagi di tahun 2022, langit tampak kelabu sejak perjalanan kami menuju Candi Borobudur. Hujan deras menemani sepanjang perjalanan, menambah dingin suasana di dalam bus. Kami, satu angkatan, sibuk bercanda dan bersenda gurau untuk mengusir rasa bosan selama perjalanan. Aku sesekali melirik ke luar jendela, menyaksikan derasnya hujan yang mengalir di kaca.

Sesampainya di parkiran Candi Borobudur, hujan mulai mereda, hanya menyisakan gerimis rintik-rintik yang masih cukup membuat basah. Aku dan teman-teman segera mengeluarkan payung masing-masing. Udara dingin menusuk kulit, dan aroma tanah basah tercium kuat. Guru-guru kami mengarahkan untuk berkumpul di dekat bus terlebih dahulu. Kami diminta berdoa bersama agar perjalanan ini berjalan lancar. Setelah doa selesai, pak Supoyo memberi arahan.

"Kalian jalan bersama-sama, jangan sampai ada yang terpisah. Hati-hati karena jalan bisa licin, apalagi hujan baru reda," katanya.

Kami mulai bergerak perlahan menuju pelataran candi. Tanganku menggenggam erat pegangan payung sambil menjaga langkah agar tidak terpeleset. Di tengah perjalanan, kami berhenti di tulisan besar "Candi Borobudur" untuk berfoto bersama satu angkatan. Setelah puas berfoto, kami melanjutkan perjalanan menuju pelataran candi.

kami hanya bisa berfoto di pelataran di renovasi saat itu Suasana mendung karena canai sedang kami mengambil Foto sekelas ditengan Selesai berfoto kami mulai berjalan kembali Ike arah bus, Jakerku sudah kuyup membuat tubunicu terasa semakin dingin. Saat sedang melangkah di jalan licin, tiba tiba kakiku terpeleset dan jatuh terduduk di tengah jalan.

"woy, hari-hati dong!" salah satu temanku berseru sambil tertawa.

Teman-teman ku yang lain ikut tertawa melihatku, membuat Pipiku terasa panas karena malu Aku berdiri sambil berusaha menahan malu, mencoba tersenyum untuk menutupi rasa kesal.

Setelan sampai di pariciran, temanku mengajakku untuk nenggant baju agar tidak kedinginan Aku dengan segera mengambil baju kering dari las di dalam bus kami mencari toilet, tetapi antrean nya penuh kami muigi kebingungan, hingga seseorang ibu penjual menawarkan kami berganti baju di warung miliknya.

kami dengan senang hati menerima tawarannya, kami bergantian mengganti baju basah kami dengan pakaian kering, sebagai Ucapan terimakasih kami membeli gelang kayu yang dijual ibu itu

setelah selesai kami kembali ke bus dengan senyum lega Meski basah kuyup dan sempat malu karena terpeleset, hari itu tetap menjadi pengalaman berharga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun