Mohon tunggu...
Andin
Andin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bimbingan Konseling Islam - Universitas Al-Azhar Indonesia

Untuk memenuhi tugas ujian akhir semester. Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengendalikan Emosi dengan Berpuasa

18 Januari 2022   12:40 Diperbarui: 18 Januari 2022   18:29 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengendalikan Emosi dengan berpuasa

 

Pendahuluan 

Manusia telah dibekali dengan kemampuannya untuk merasakan berbagai macam emosi sejak saat lahir. Kemampuan ini akan terus berkembang seiring dengan proses perkembangan manusia itu sendiri, dan juga melalui proses belajar melalui pengalaman interaksinya dengan orang lain  seperti halnya bayi baru lahir memiliki keterbatasan dalam mengekspresikan emosinya dan hanya dapat menunjukkan suka atau ketidaksukaannya. Seiring pertumbuhannya tentu kemampuan itu juga ikut berkembang. Cara mengekspresikan emosi antara anak-anak dan orang dewasa pun berbeda, biasanya anak-anak cenderung spontan.

Dalam proses perkembangan, kita juga perlu memahami bagaimana cara dalam mengendalikan emosi. Karena emosi yang berlebih dapat menyebabkan perilaku negatif serta membawa banyak penyakit bagi kesehatan fisik maupun mental. Dalam dunia psikologi banyak upaya untuk mengendalikan emosi, begitupun dalam agama Islam. Untuk mengatasi luapan emosi yang tidak terkendali benyak metode yang ditempuh diantaranya dengan berpuasa. 

Pengertian Emosi

Emosi diartikan secara berbeda oleh berbagai psikolog, namun semuanya sepakat bahwa emosi merupakan bentuk yang kompleks dari organisme yang melibatkan berubahan fisik dari karakter yang luas dalam bernafas, denyut nadi, produksi kelenjar dan sebagainya. Sedangkan dari sudut mental, emosi adalah suatu keadaan senang atau cemas yang ditandai dengan adanya perasaan kuat yang menjadi dorongan bentuk nyata dari suatu tingkah laku yang apabila emosi itu menjadi sangat kuat dapat menyebabkan sejumlah gangguan fungsi intelekstual, tingkat disosiasi dan kencenderungan terhadap sifat yang negatif. Adapun kemunculam emosi seseorang itu datang secara spontan dan dapat dilihat dari ekspresi yang ditunjukkan saat itu juga, baik dari mimik wajah, nada suara, atau tingkat laku. Selain adanya warisan dari genetis, ekspresi emosi juga dapat diperoleh dari pengalaman seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, pengendalian emosi menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia, terlebih unruk mereduksi ketegangan yang timbul akibat emosi yang memuncak dan menyebabkan adanya ketidakseimbangan hormonal dalam tubuh yang nantinya dapat menimbulkan stress dan gangguan psikis lainnya yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Pada permasalahan ini, puasa dapat menjadi salah satu bentuk usaha dalam pengendalian emosi guna mengurangi ketegangan- ketegangan fisik, gangguan psikis, dan menghilangkan efek negatif.

Pengertian Puasa

Puasa adalah tindakan sukarela dengan menahan diri dari makanan, minuman, atau keduanya, perbuatan buruk dan dari segala hal yang membatalkan puasa dalam jangka waktu tertentu. Adapun tujuan puasa adalah pengekangan diri dari sebuah keinginan atau menahan hawa nafsu untuk mencapai sebuah tujuan. Oleh karenanya, puasa dapat didefinisikan sebagai usaha penahanan diri dari sebuah keinginan yang dilarang untuk mencapai sebuah tujuan.

Hikmah Illahiyah Puasa

Allah telah mewajibkan puasa kepada para hamba sebagai sarana mendekatkan diri kepadaNya, mensucikan hati dan jiwa, serta membersihkan diri dari belenggu kebencian, dendam, hawa nafsu dan ketamakan yang menguasai. Selain itu, puasa juga dapat menutup pintu masuk setan ke dalam jiwa, menguatkan jalinan cinta dan persaudaraan, menyelamatkan diri dari kejahatan dan dosa yang selalu melekat, pembersihan badan dari segala racun makanan dan minuman yang menumpuk serta sebagai obat penyakit psikis, sosial dan orang tubuh.

Peran Puasa dalam Mengendalikan emosi 

Puasa berperan sebagai pengangkat beban tubuh dari berbagai penderitaan hidup, dengan berpuasa ketenangan jiwa akan terwujud, karena puasa mampu menciptakan rasa aman dan tentram. Ketika seorang muslim berpuasa, ia akan selalu yakin bahwa dirinya ada dalam penjagaan Allah sehingga ia juga merasa diawasi. Puasa juga sebagai pendidik hati nurani manusia dan menjadikan manusia merasa bertanggung jawab atas semua perbuatannya.

Dalam pengendalian emosi, puasa berperan untuk menahan diri dan mengontrol emosinya. Kontrol itu berjalan saat ia tetap tenang dan dalam kesadaran penuh saat emosinya meluap, ini dikarenakan orang yang berpuasa sadar benar bahwa kemarahan akan membuat hilangnya kesadaran dan lepas kontrol yang akan berpotensi besar dalam melakukan kesalahan yang dapat merusak amal ibadahnya.

 Rasulullah bersabda yang artinya:

“Orang yang kuat bukanlah orang yang menang dengan bergulat, namun orang yang kuat ialah orang yang dapat menguasai dirinya sendiri.”

Dalam hadits lain beliau juga bersabda yang artinya:

“Jika salah seorang diantara kalian sedang berpuasa, hendaklah ia tidak berkata atau berbuat yang keji dan berteriak-teriak. Bahkan jika ada yang mencaci dan ingin membunuhnya hendaknya ia mengatakan ‘Saya sedang berpuasa’.”

Kesimpulan

Emosi merupakan suatu hal yang sudah melekat pada diri manusia sejak manusia itu lahir ke dunia. Emosi sendiri dapat dilihat dari mimik wajah, nada berbicara dann tingkah laku seseorang, sedangkan kemampuan emosi yang dimiliki seseorang berbeda-beda, dan kemampuan itu akan berkembang seiring pertumbuhan atau keadaan lingkungan sekitar. Emosi yang tidak terkendali sering kali dialami seseorang, yang tentunya akan menyebabkan munculnya tingkah laku buruk serta gangguan pada kesahatan fisik dan juga psikis.

Dalam agama Islam, puasa menjadi salah satu alternatif untuk mengendalikan emosi. Karena dengan berpuasa kita akan berupaya menahan diri dan mengontrol diri saat emosi itu meluap, karena sabagai Muslim yang sedang berpuasa kita mengetahui bahwa emosi dan dampaknya dapat merusak amal ibadah.

Daftar Refrensi

Hammām, Ḥ.A., & Hammam, H. A. (2008). Terapi dengan ibadah. Van Duuren Media.

Wikipedia contributors. (2021, November 8). Puasa. Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

Nadhiroh, Y. F. (2017, June 16). PENGENDALIAN EMOSI | SAINTIFIKA ISLAMICA: Jurnal Kajian Keislaman. Jurnal.Uinbanten.Ac.Id.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun