Putus sekolah merupakan salah satu permasalahan krusial yang banyak terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Penyebabnya beragam, mulai dari keterbatasan akses, terkendala ekonomi, kurangnya dukungan keluarga, faktor lingkungan, krisis dan lain sebagainya. Berbeda halnya dengan yang terjadi di Desa Kawengan, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora yaitu angka putus sekolah disebabkan oleh faktor internal masing-masing individu.Â
Ketua Genre (Generasi Berencana) Kecamatan Jepon menyebutkan bahwa angka putus sekolah yang terjadi di Desa Kawengan disebabkan oleh banyaknya remaja yang lebih memilih bekerja dibandingkan melanjutkan pendidikan. "Kebanyakan remaja laki-laki mba yang putus sekolah kalau di sini. Nek misale remaja perempuan yang putus sekolah berarti mereka nikah muda. Biasane kalau laki-laki yang putus sekolah biasanya mereka udah pernah kerja" ujar Dwi Febri Irawan pada 30/06/23.Â
Angka putus sekolah di Desa Kawengan didominasi remaja laki-laki yang pernah mencicipi manisnya memperoleh penghasilan sendiri. Sedikit banyak dari mereka merasa bahwa dengan pengetahuan dan  kemampuan yang mereka miliki saat ini sudah cukup sehingga keberadaan sekolah tidak lagi dibutuhkan. Penuturan beberapa warga menyebutkan bahwa rata-rata dari pemuda(i) ini meninggalkan desa untuk mencari pekerjaan.Â
Berkurangnya SDM usia produktif di Desa Kawengan menyebabkan kurangnya regenerasi petani dan peternak di wilayah ini sehingga pengelolaan dan pemaksimalan potensi desa tidak berjalan secara optimal.
Berangkat dari permasalahan tersebut Tim KKN-T Inovasi IPB Desa Kawengan bersama dengan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Tunas Muda Desa Kawengan berkolaborasi untuk membuat sebuah kegiatan yang berjudul "Remaja dan Perubahan." Kegiatan ini mensosialisasikan pentingnya pendidikan bagi generasi muda khususnya remaja usia SMP-SMA/Sederajat.Â
Kegiatan ini berlangsung di Sendang Dukuh Kolutan (Simbah Kadut) Desa Kawengan pada Minggu, 09/07/23. Kegiatan ini dihadiri oleh 35 remaja usia SMP-SMA/Sederajat.Â
Acara ini terdiri dari dua rangkaian utama yakni pemaparan materi mengenai pentingnya pendidikan dan pengelolaan potensi desa serta sesi One Hour Closer (OHC) yang membahas lebih mendalam mengenai pandangan remaja mengenai pendidikan serta plan mereka di masa yang akan datang. Salah seorang peserta menyebutkan bahwa "Kegiatan ini cukup untuk merubah mindset, pentingnya kuliah" ungkap Nylan pada 09/07/23.Â
Dengan hadirnya sosialisasi ini diharapkan para remaja di Desa Kawengan menyadari pentingnya pendidikan bagi kehidupan mereka. Sosialisasi ini diarahkan pada penyadaran bahwa pendidikan merupakan salah satu pondasi dalam membangun masa depan yang cerah. Kegiatan ini juga dilakukan guna memantik minat para remaja dalam mengelola dan memanfaatkan potensi desa melalui pengetahuan dan keterampilan yang kelak mereka miliki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H