Mohon tunggu...
Andi MuthiahM
Andi MuthiahM Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa, IPB University

Sosial, Pengembangan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Atasi Permasalahan Sampah, UMKM Bengkel Alam Berpotensi untuk Berkembang

28 Mei 2023   09:01 Diperbarui: 28 Mei 2023   09:12 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

UMKM Bengkel Alam merupakan usaha yang bergerak di bidang pengelolaan sampah plastik. Usaha ini telah berdiri sejak tahun 2020 dan telah memperoleh izin usaha. Usaha ini dikembangkan oleh Mukhlis salah seorang warga di Desa Cibanteng yang memiliki ketertarikan besar dalam hal pengelolaan sampah, kesenian dan juga kelestarian alam. Minat-minat tersebut kemudian beliau tuangkan dalam usaha yang dia bangun yaitu UMKM Bengkel Alam. Mukhlis memulai usaha ini dengan menciptakan sendiri alat-alat yang dibutuhkan untuk mengolah sampah plastik. Mulai dari mesin cacah, mesin pembakar (melter), dan alat cetak. 

Seiring berjalannya waktu beberapa pihak mulai mengetahui UMKM Bengkel Alam dan beberapa diantaranya memberikan bantuan CSR dalam bentuk pengadaan mesin-mesin produksi. PT. Sarana Multi merupakan salah satu pihak yang memberikan bantuan kepada UMKM ini. Bantuan yang diberikan tersebut merupakan bantuan CSR dalam bentuk pengadaan alat-alat produksi.


Sejak tahun 2020 hingga saat ini UMKM Bengkel Alam telah memiliki 80 jenis produk turunan plastik diantaranya: paving block, produk ecobrick, asbak, plakat dan masih banyak lagi. Salah satu produk yang telah melewati tahap pengujian adalah produk paving block. Produk ini memiliki ketahanan yang lebih baik jika dibandingkan dengan paving block beton. Selain dari segi ketahanan, produk ini juga dapat di request sesuai dengan warna yang diinginkan. 

Namun dari segi harga paving block ini lebih mahal dibanding paving block beton, hal ini dikarenakan produksi UMKM Bengkel Alam masih dalam skala kecil sehingga biaya produksi yang dikeluarkan lebih jauh lebih besar dibandingkan usaha-usaha yang telah melakukan kegiatan produksi berskala besar.


Banyak pihak yang telah menawarkan kerjasama dengan UMKM ini dalam pengadaan paving block untuk kebutuhan konstruksi namun, kerjasama tersebut belum dapat dilaksanakan karena banyaknya keterbatasan yang dimiliki mulai dari modal, SDM, dan alat produksi. Mukhlis mengungkapkan bahwa, "Pasaran itu banyak orderan, cuman kita ini belum mampu di mesin, mesin kita itukan masih skala riset jadi engga bisa kita memproduksi dalam kapasitas besar. Kalau udah skala besarkan bisa cetak puluhan. Mesinnya yang belum ada", pungkasnya dalam wawancara bersama mahasiswa IPB pada (16/03/23). 

Oleh karena itu besar harapan usaha ini berkembang menjadi usaha berskala besar dengan tim yang berkompeten dan alat-alat produksi yang memadai  agar kerjasama yang ditawarkan oleh pihak luar dapat terlaksana.


Produk-produk turunan plastik yang diproduksi oleh UMKM Bengkel Alam memiliki potensi besar jika dikembangkan lebih lanjut salah satunya adalah produksi paving block untuk kebutuhan konstruksi. Mukhlis mengungkapkan bahwa "Kalau soal pasaran, ke material aja masuk. Bisa disuplai ke toko-toko material bisa. Kita sudah survei ke beberapa toko material, mereka mau menerima", pungkasnya pada (16/03/2022). Mukhlis selaku owner merasa bahwa produk-produk yang dia ciptakan bisa menjadi solusi yang efektif dalam mengurangi jumlah sampah plastik di lingkungan. 

Selain itu kerjasama yang dilakukan dengan berbagai rumah tangga dalam hal memasok bahan baku produksi membuat rumah tangga menjadi lebih berdaya karena mereka memiliki penghasilan tambahan dari aktivitas pemilahan sampah plastik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun