Mohon tunggu...
andimula
andimula Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Game

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Kekerasan dalam percakapan dan pentingnya kesadaran

8 Januari 2025   16:05 Diperbarui: 8 Januari 2025   15:09 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kekerasan dalam percakapan adalah bentuk agresi verbal yang sering kali diabaikan, padahal dampaknya bisa sangat merusak, bahkan lebih parah daripada yang terlihat. Ketika kita membicarakan kekerasan, pikiran kita cenderung langsung tertuju pada kekerasan fisik. Namun, kekerasan verbal seperti penghinaan, makian, ancaman, dan manipulasi emosional memiliki kekuatan yang sama dalam menghancurkan mentalitas, harga diri, dan kesehatan emosional seseorang. Kekerasan dalam percakapan dapat mengganggu kedamaian dalam hubungan yang seharusnya penuh kasih sayang dan saling menghormati.

Yang membuat kekerasan dalam percakapan begitu berbahaya adalah sifatnya yang sering kali terselubung. Sebagian besar dari kita mungkin berpikir bahwa kata-kata tidak dapat menyakitkan seperti pukulan fisik. Padahal, kata-kata memiliki kekuatan luar biasa untuk membentuk perasaan, kepercayaan diri, dan pandangan diri seseorang. Dalam banyak kasus, luka akibat kekerasan verbal justru lebih dalam dan bertahan lebih lama, menghancurkan rasa percaya diri, martabat, dan perasaan seseorang jauh lebih lama daripada luka fisik yang tampak sembuh.

Kekerasan dalam percakapan ini bukan hanya terjadi dalam hubungan romantis, tetapi juga bisa terjadi di lingkungan sosial lainnya persahabatan, keluarga, bahkan tempat kerja. Dalam hubungan romantis, kekerasan verbal sering kali disertai dengan manipulasi dan kontrol emosional yang membuat korban merasa terjebak dan tidak berdaya. Tidak jarang korban merasa takut untuk berbicara atau mengungkapkan perasaan mereka karena khawatir akan mendapat respons yang kasar atau merendahkan.

Pentingnya kesadaran akan kekerasan dalam percakapan ini sangat mendesak. Banyak korban yang tidak menyadari bahwa mereka telah menjadi sasaran kekerasan verbal, terutama ketika itu dilakukan secara bertahap, hingga mereka mulai menganggapnya sebagai hal yang “normal.” Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk terus mendidik masyarakat tentang jenis kekerasan ini dan bagaimana cara mengenali serta menghadapinya dengan bijaksana.

Kesadaran ini harus dimulai dari diri kita sendiri. Setiap individu bertanggung jawab untuk mengontrol kata-kata yang diucapkan, menghindari berbicara dengan cara yang bisa mendominasi atau merendahkan orang lain. Komunikasi yang sehat adalah pondasi yang kuat untuk membangun hubungan yang harmonis, baik dalam keluarga, pertemanan, atau hubungan profesional. Dengan berbicara dengan penuh empati dan saling menghargai, kita bisa menghindari dampak negatif dari kekerasan verbal.

Selain itu, kita sebagai masyarakat juga memiliki peran penting untuk mendukung mereka yang menjadi korban kekerasan verbal. Kadang-kadang, korban merasa terisolasi dan tidak memiliki tempat untuk berbicara. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang penuh dukungan, di mana setiap orang merasa dihargai dan didengar. Ini adalah langkah yang tidak hanya dapat membantu korban, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan mental kita sebagai komunitas yang peduli.

Pada akhirnya, meskipun kekerasan dalam percakapan sering kali tersembunyi di balik kata-kata biasa, dampaknya sangat nyata dan bisa merusak kehidupan seseorang secara mendalam. Jika kita semua berkomitmen untuk berbicara dengan penuh empati dan menghargai perasaan orang lain, kita dapat menciptakan dunia yang lebih aman, penuh kasih sayang, dan mendukung satu sama lain. Mari kita bersama-sama menjadi agen perubahan yang menyebarkan kesadaran tentang kekerasan verbal dan memperjuangkan hubungan yang lebih sehat, di mana setiap percakapan menjadi sumber kebahagiaan, bukan luka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun