Mohon tunggu...
KKN Kolaboratif 189
KKN Kolaboratif 189 Mohon Tunggu... Dokter - Kelompok Mahasiswa

Kelompok Mahasiswa KKN Kolaboratif #2 189 tahun 2023 bertempat di Desa Sumberbulus, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN K 189: Sukses Mewujudkan Program Cegah Stunting melalui Intervensi Gizi dan Sanitasi Lingkungan

31 Agustus 2023   20:31 Diperbarui: 31 Agustus 2023   20:45 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perpisahan Mahasiswa KKN Kecamatan Ledokombo (Dok. pribadi)

Kamis pagi (24/08/2023), telah dilaksanakan perpisahan dan penyerahan laporan secara resmi oleh sepuluh desa di Kantor Kecamatan Ledokombo. Kegiatan ini dihadiri oleh Camat, Kepala Polisi Sektor, Dosen Pembimbing Lapangan dan sejumlah perwakilan dari masing-masing desa di Ledokombo. Kegiatan perpisahan diawali dengan sambutan, dilanjutkan dengan pembacaan dan penandatanganan berita acara KKN kolaboratif, penyerahan secara simbolik laporan kepada kecamatan dan berakhir dengan sesi doa.  Kegiatan ini bertujuan untuk meresmikan perpisahan mahasiswa KKN Kolaboratif dengan desa dan memaparkan hasil-hasil program kerja yang telah dicapai selama 40 hari efektif oleh mahasiswa KKN, termasuk program kerja Desa Sumberbulus yang berfokus pada pencegahan dan penurunan angka stunting.

Program cegah stunting yang dilatarbelakangi oleh tingginya angka stunting di Desa Sumberbulus berhasil dilaksanakan dengan baik dan tepat sasaran oleh mahasiswa KKN Kolaboratif 189. Program ini diusung melalui berbagai rangkaian intervensi gizi yang dilaksanakan secara terpadu di puskesmas, posyandu dan rumah warga. Selain itu, dalam mencegah stunting, mahasiswa KKN kolaboratif 189 juga mengimplementasikan praktik sanitasi lingkungan dalam bentuk penanganan dan pengelolaan sampah organik maupun anorganik di skala rumah tangga.

Program intervensi gizi terpadu merupakan rangkaian kegiatan yang berupaya dalam meningkatkan status gizi seseorang terutama ibu hamil dan anak balita. Rangkaian pertama yakni melalui pelatihan dan peningkatan kompetensi Kader Posyandu terkait stunting. Pada kegiatan ini, dilakukan penyampaian materi dan diskusi kasus agar kader mampu mengidentifikasi faktor risiko dan pencegahan stunting. Kegiatan selanjutnya dengan diadakan penyuluhan 1000 HPK pada kelas ibu hamil dan ibu balita. Setelah itu, dilakukan sosialisasi “Gerakan Sumberbulus Bebas Stunting” disertai demonstrasi MPASI berbahan dasar kelor. Terakhir, dilakukan penyediaan PMT dan pendampingan kader dalam pengukuran antropometri pada kegiatan bulan posyandu.

Pelatihan Pemilahan Sampah Anorganik (Dok. pribadi)
Pelatihan Pemilahan Sampah Anorganik (Dok. pribadi)

Akses air bersih yang sulit dan sanitasi lingkungan yang buruk turut berpengaruh dalam terjadinya stunting. Oleh karena itu, mahasiswa KKN K 189 juga memprakarsai program bank sampah dan pemanfaatan maggot sebagai sistem pengelolaan sampah. Pada program ini, mahasiswa telah melaksanakan sosialisasi terkait penanganan sampah anorganik melalui bank sampah dan sampah organik melalui pemanfaatan maggot kepada warga desa. Selanjutnya, mahasiswa juga menempatkan tempat sampah organik dan anorganik di lima titik Desa Sumberbulus. Selain itu, mahasiswa KKN K 189 juga mengadakan pelatihan pemilahan sampah anorganik kepada warga desa khususnya calon pengurus bank sampah. Praktik pemanfaatan maggot juga telah dilaksanakan oleh mahasiswa bersama Kepala Dusun Sumberbulus I di rumahnya.

Peresmian Tempat Sampah di 5 Titik Desa (Dok. pribadi)
Peresmian Tempat Sampah di 5 Titik Desa (Dok. pribadi)

Target program pencegahan stunting telah berhasil dicapai oleh mahasiswa KKN K 189. Hal ini dibuktikan dengan tren angka stunting yang terus menurun selama 6 bulan terakhir, dimana data stunting yang telah direkap mahasiswa pada Bulan Agustus 2023 sebanyak 35 anak. Angka ini menurun cukup signifikan, yang sebelumnya berjumlah 62 anak pada Bulan Februari lalu. Selain itu, dengan adanya kader-kader posyandu yang telah dilatih, pemberian buku saku resep MPASI kelor, tempat sampah organik-anorganik di berbagai titik desa, pelatihan calon pengurus bank sampah dan praktik pemanfaatan maggot di skala rumah tangga dapat menjadi berbagai metode untuk meningkatkan kesehatan ibu anak serta kebersihan lingkungan secara berkelanjutan. Hal ini diharapkan menjadi langkah baru yang telah diawali mahasiswa KKN dalam mewujudkan masyarakat bebas stunting.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun