Mohon tunggu...
Andi M Sadat
Andi M Sadat Mohon Tunggu... profesional -

Berbeda dengan bicara, kekuatan menulis bisa melampaui ruang & waktu. Hebatnya lagi melalui kekuatan teknologi saat ini, ia bisa terdokumentasi dengan sangat baik, idenya pun bisa ditularkan melebihi virus sekalipun, sehingga si penulis bisa menunjukkan bahwa dirinya pernah "ada".\r\n\r\nPenulis saat ini belajar & tinggal di UK. Blog Pribadi: http://andimsadat.blogspot.co.uk/

Selanjutnya

Tutup

Money

Meng-hire Karyawan untuk ”Memata-Matai” Karyawan Lain

30 Maret 2015   12:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:48 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14276930051874693923

Sempat menjadi perdebatan, saat si bos memutuskan merekrut lagi seorang karyawan padahal jumlah yang ada dengan load pekerjaan saat ini lebih dari cukup.

Tidak jelas apa maksud bos sebab minggu berikutnya seorang wanita cantik diperkenalkan sebagai karyawan baru dengan tugas sebagai personal support bagi yang lain. Suasana kerja kantor konsultan yang homy membuat kami cepat akrab satu sama lain. Berbagai persoalan mulai dari masalah kantor, keluarga, hingga pribadi memang sejak dulu sering di-sharing, maklum rekan kerja yang jumlahnya dalam hitungan jari telah dianggap sebagai keluarga sendiri.

Namun, suasana tersebut belakangan terganggu, beberapa rekan memilih menahan omongan jika yang disampaikan bersifat ”secret”. Maklum, sejak kehadiran karyawan baru tersebut seolah-olah dinding pun berkuping. Segala tetek-bengek kantor dengan mudah sampai ke telinga bos yang lebih sering di luar kantor. ”Kalau yang disampaikan itu benar dan untuk kemajuan perusahaan seh gak masalah!” Gerutu si Alex yang merasa jadi korban pengaduan.

Terlepas apa pun tujuannya, upaya ”memata-matai” karyawan jelas tindakan kuang arif, sebab yang tercipta justru rasa tidak saling percaya dan ketidaknyamanan. Semua terlihat kaku tidak alami, ada ”kebohongan” dibalik aktivitas sehari-hari, wajar jika produktivitas makin menurun dan beberapa karyawan berprestasi bersiap-siap segera angkat kaki. Lambat laun kondisi ini jelas akan merusak eksistensi perusahaan.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun