Sukses di masa lalu dapat membuat silau. Kondisi ini setidaknya terjadi pada sebuah Institusi Pendidikan yang kini banyak dihuni ”pasukan tua”. Saat mendapatkan kejayaan finansial yang melimpah mereka hanya menikmatinya dan lupa mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagaimana seharusnya dilakukan oleh pengelola pendidikan yang ingin terus eksis. Mereka terninabobokan keadaan.
Sekarang, saat institusi pendidikan bersaing sangat ketat, mereka keteteran, jangankan bersaing di level tertinggi, berjuang mendapatkan mahasiswa saja rasanya begitu sulit. Saat rapat-rapat koordinasi dilakukan pasukan tua ini hanya sekedar ”ok pak...”, selanjutnya sangat sulit berharap lebih jauh dari mereka yang lebih memilih bermain ”safe”. Anehnya, saat ada upaya-upaya kreatif dari kaum muda, mereka sangat reaktif. ”gak usah diubah dari dulu juga sudah begini!” demikian ucapan yang kerap terdengar mana kala ada usulan perubahan akan dilakukan. Agaknya nafas tua mereka begitu dominan sehingga mereka sangat resisten terhadap hal-hal baru yang dianggap akan mengancam eksistensinya.
Jika karyawan hanya menjadikan perusahaan sebagai tempat bertahan hidup terus dipertahankan, kebangkrutan tinggal menunggu waktu. Dibutuhkan keberanian untuk melakukan penyegaran agar organisasi dapat bangkit menghadapi persaingan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H