Saya mengajar masih baru karena baru saja dua semester atau satu tahun, akan tetapi dalam setahun ini saya menerapkan beberapa model pembelajaran diantaranya ialah termasuk model saintifik. Seperti yang kita ketahui bahwa model saintifik ini berfokus pada observasi, menanya, eksperimen, mengolah informasi atau data, kemudian mengkomunikasikan. Maka model ini sangat cocok untuk jurusan yang saya ajar yaitu PGSD (pendidikan guru sekolah dasar) dimana mahasiswa kami adalah calon guru wali kelas SD yang sangat membutuhkan pembelajaran yang konkrit bukan hanya teori yang diterima di dalam kelas. Akan tetapi dari semua kelebihan model ini, ada beberapa kendala yang kami alami selama menggunakan model ini diantaranya ialah membutuhkan waktu yang cukup banyak karena harus mengunjungi sekolah, wawancara dengan stekhoolder sekolah, membuat laporan, membutuhkan biaya yang cukup sehingga dalam satu semester saya paling menggunakan model ini hanya sekali atau jika sudah ada yang pakai di mata kuliah lain maka saya tidak lagi menggunakannya. Namun terlepas dari kekurangannya, saya sangat menyukai model ini karen betul-betul memberikan mengalaman riil kepada mahasiswa kami.
Model pembelajaran kontektual adalah salah satu model yang sangat sering saya gunakan karena menurut saya model ini sangat cocok digunakan apalagi di daerah-daerah tertinggal seperti di tempat saya mengajar. Sehingga mahasiswa dapat memanivestasikan materi yang diterima. Di bayakangan mereka bukan hanya teks namun bisa divisualisasikan dengan mudah karena mengaitkan dengan kehidupan mereka itu sendiri.
Model pembejaran daring merupakan solusi terbaik bagi mahasiswa dan dosen yang lagi dipisahkan oleh jarak. Saya menerapkan model ini sudah dua kali ketika saya harus balik ke makassar dari sorong karena sakit. Model ini sangat membantu karena waktu ini saya di makassar sekitra dua bulan sehinggal alternatif terbaik untuk saya mengajar adalah dengan menggunakan model daring. Sehingga mahasiswa tidak mengalami kesulitan dan kerugian dalam belajar. Semuanya tetap berjalan lancar meskipun tidak sama jika kami bertatap muka. Dalam pembelajaran daring ada beberapa kendala yang kami alami diantaranya ialah: sering terjadi kesalahpahaman antara dosen dan mahasiwa, karena mereka hanya membaca teks, saya tidak memberikan mereka petunjuk atau materi dalam bentuk video. Kendala selanjutnya ialah tidak semua mahasiwa langsung membaca informasi yang saya bagikan, saya harus menelpon ketua tingkat terlebih dahulu. Tidak semua mahasiswa memiliki smartphone dan kuota yang memadai sehingga hal ini yang menghambat perkuliahan mereka karena harus memimjam handphone saudaranya atau temannya setiap kali harus mengerjakan tugas atau menerima materi
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI