Mohon tunggu...
andi madya putra
andi madya putra Mohon Tunggu... -

lahir di Sumbawa,

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menanti Matahari di Tanah Tiga Matahari, Timur Indonesia

30 Maret 2015   18:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:46 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tanah tiga matahari atau suatu daerah yang memiliki tiga matahari, dalam dunia nyata merupakan hal yang tidak mungkin dan mustahil ada di dunia ini. Memang kata tanah dengan tiga matahari hanyalah sebuah perumpamaan atau sebutan yang saya berikan pada daerah yang memiliki cuaca sangat panas mengingat daerahnya gersang dan tandus.

Indonesia bagian timur, sebuah potret kehidupan dengan keadaan serba terbatas. Tak dapat dipungkiri memang melihat posisi bagian timur Indonesia berbatasan langsung dengan samudra Hindia dan Negara Australia. Sehingga tak mengherankan jika memiliki cuaca dan iklim yang cukup panas dan menyengat dengan barisan perbukitan menguning yang ditumbuhi ilalang menciptakan padang savana. Maka tak heran banyak daerah ditimur Indonesia dikatakan sebagai tanah tiga matahari.

Berbicara masalah Indonesia bagian timur, tentu akan menimbulkan banyak sekali permasalahan, salah satunya adalah denga pendidikn. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dilihat dalam kemajuan suatu bangsa. Sering kita mendengar sebuahkalimat yang mengatakan bahwa “Pendidikan bukanlah segala-galanya, namum segala-galanya berawal dari pendidikan”. Inilah yang membuat saya mengangkat berbicara mengenai pendidikan di daerah timur indonesia. Tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan di Timur Indonesia masih sangat kurang, bahkan sangat memperihatinkan. Sangat berbeda dengan bagian barat Indonesia yang dapat saya katakan cukup maju. Hal ini dapat kita lihat secara kasat mata bagaimana perbedaan antara kedua bagian daerah Indonesia tercinta.

Berbicara masalah pendidikan di timur Indonesia, mungkin dapat kita katakan tak akan mampu kita bahas habis dalam tulisan sederhana ini. Salah satu daerah yang memiliki kesenjangan pendidikan dengan daerah lainnya adalah provinsi Nusa Tenggara Barat. Pada tahun 2008 berdasarkan peringkat Indeks Pembangunan Manusia, NTB menempati posisi 32 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Bersaing ketat dengan Papua dalam memperebutkan peringkat dasar. Kedua daerah ini merupakan daerah yang berada di timur Indonesia. Selain permasalah tersebuat dapat kita lihat sebagian besar pendirian lembaga pendidikan masih berada dan berorientasi diwilayah perkotaan, sedangkan minat unstuck membangun lembaga pendidikan diwilayah pedesaan masih sangat kurang. Kemudian pembangunan sekolah yang hanya terpusat diwilayah barat khususnya pulau Jawa membuat sebarab sekolah tidak merata disetiap daerah. Padahal denga kebutuhan pendidikan yang sangat besar di Indonesia Timur seharusnya diprioritaskan pembangunan yang cukup besar pula.

Di timur Indonesia pula, akses terhadap pendidikan tidak tersebar secara merata disetiap daerahnya terutama golongan orang yang masih dikatakan miskin. Kasus ini sudah banyak kita lihat contohnya yakni antara masyarakat miskin dan golongan masyarakat menenngah keatas. Banyak dana yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah unstuck membantu masyarakat yang tidak mampu, namun, masih juga salah sasaran. Yang menikmati dana tersebut justru mereka yang memegang kekuasaan.

Ditengah permasalahan pendidikan di daerah timur Indonesia, muncul sebuah harapan besar dari sebuah lembaga pendidikan swasta yang belum genap berumur dua tahun disebuah pulau kecil di timur Indonesia. Pulau Sumbawa, sebuah pulau ditimur Indonesia dengan perbukitan tandus, gersang, panas dengan padang ilalang menguning mamapu membuktikan diri untuk bersaiang. Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) sebuah universitas baru yang terletak sekitar 10 kilometer arah selatan kota Sumbawa Besar. Sebuah prestasi besar ditorehkan dan membanggakan nama Indonesia. Ya,,,, Aplus panjang membahana di ruangan Hynes Convention Center, Boston, Senin (3/11) waktu Amerika. Ribuan pasang mata dari 250 tim yang tersebar di 31 negara pun menjadi saksi ketika pasukan Sumbawagen Universitas Tekhnologi Sumbawa (UTS) naik podium meraih tiga penghargaan dunia pada kompetisi iGEM (International Genetically Engineered Machine). Selain meraih medali perunggu (bronze medal) dari keberhasilannya melakukan pemaparan project Econey, tim yang digawangi Cindy CS ini, menyabet dua gelar lainnya yaitu Best Policy and Practices Shout Out dan IGEM Chairman’s Award penghargaan spesial yang paling prestisius dari Presiden IGEM.

Bahkan dalam sambutannya, menurut President IGEM, Randy Rettberguntuk penghargaan IGEM Chairman’s sebuah penghargaan tertinggi, menyatakan secara bersamaan seluruh dewan juri dari berbagai negara setuju menetapkan Sumbawagen sebagai penerima. Semua dewan menyatakan tidak mengetahui dimana letak Sumbawa. Tapi mereka mendapat informasi dari presentasi dan internet yang ternyata kota kecil yang letaknya sangat jauh dari pusat pemerintahan di Indonesia.”Di tempat itu berdiri universitas baru yang memiliki mahasiswa hebat, meski berada di daerah terpencil dan penuh dengan keterbatasan. Kendati demikian, tim dari UTS ini tidak patah semangat dengan kerja keras dan perjuangan yang gigih berhasil menciptakan karya nyata bagi masa depan umat”. ucap Randy.

Ini merupakan sebuah contoh kecil, bahwa meski dalam hidup serba kekurangan kita masih bisa hidup dan menorehkan banyak harapan baru bagi pendidikan ditimur Indonesia khususnya di Sumbawa dengan serba kekurangannya. Inilah yang ingin dibuktikan oleh teman-teman mahasiswa UTS. Pembuktian para matahari di pulau tiga matahari. Harapan besar bagi semuanya bahwa matahari ditimur Indonesia akan terus bersinar dan terus berkarya untuk meningkatkan daya saing dalam lingkup nasional maupun lingkup global.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun