[caption id="attachment_231728" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi/Admin (KOMPAS.com)"][/caption]
New Delhi, India - Pada tanggal 18 - 22 Desember 2012, 23 PPI negara yakni Belanda, Jerman, Inggris,Perancis, Rusia, Turki, Mesir, Tunisia, Libanon, Pakistan, Yaman, Sudan, Syria, Yordania, Jepang, Korea, Thailand, Singapura, Malaysia, Australia, India, Tiongkok dan Filipina duduk bersama-sama dalam rangkaian acara Simposium Internasional PPI Dunia di Convention Center Jawaharlal Nehru University, New Delhi, India. Simposium International ini merupakan symposium ke empat setelah sebelumnya diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia. Tema yang diangkat pada Simposium Internasional kali ini adalah  "Active Participation of Students in Realizing National Independency". Dalam Simposium Internasional ini, ditetapkan 3 Koordinator Kawasan, yaitu PPI Prancis (Eropa & Amerika), PPI Pakistan (Afrika & Timur Tengah), serta PPI Australia (Asia & Oceania). Berbeda dari simposium sebelumnya, koordinator umum dipilih melalui voting dari keseluruhan PPI negara yang hadir dan PPI Malaysia terpilih kembali untuk menjadi koordinator PPI Dunia berikutnya. Sedangkan untuk Simposium Internasional PPI Dunia 2013 nanti terpilih PPI Thailand sebagai tuan rumah berikutnya. Acara Simposium Internasional PPI Dunia ini terdiri dari seminar-seminar umum dengan pembicara-pembicara dari luar dan dalam negeri seperti: DR. Bhuwan Jha (Delhi University), Prof. Badrul Alam (Jamia Milia Islamia University), Prof. Baladas Gospal (Former Professor and Chairman of Jawaharlal Nehru University), DR. Saleh Partaonan Daulay (academisi Indonesia), Prof. Mochtar Pabotinggi (LIPI), Teuku Kemal Fasya , S.Ag., M.Hum. (Universitas Malikussaleh, Aceh), DR. Revrisond Baswir (Pustep UGM), Aquarini Priyatna, Ph.D (Universitas Padjadjaran), DR. Warsito P.Taruno (MITI), Susanto (kandidat Ph.D dari Hyderabad University), DR. Eng. Son Kuswadi (Atase Pendidikan Indonesia untuk India), Dr. Muhammad Najib (Komisi 1 DPR RI) dan Prof.Dr.H. Muhammad Nuh, DEA (Mentri Pendidikan & kebudayaan). Turut hadir pula Bapak Presiden Susilo di tempat terpisah, yakni pada acara sarapan pagi bersama di KBRI India, yang menyempatkan diri untuk memberikan presidential lecture kepada para delegasi PPI se-Dunia dengan tema "The Role of Students on Nation Building". Pada awalnya, acara diskusi dengan Bapak Presiden tidak dijadwalkan sebelumnya dikarenakan Bapak Presiden beserta jajaran kementrian harus langsung mengikuti acara ASEAN + India Summit di New Delhi, India, namun atas inisiatif koordinator umum PPI Dunia, Zulham Effendi, para perwakilan komisi PPI Dunia yang terdiri dari Komisi Sosial, Budaya, & Pendidikan, Komisi Ilmu pengetahuan & Teknologi, Komisi Politik, serta Komisi Ekonomi diberikan kesempatan untuk menyampaikan rekomendasi - rekomendasi kepada Bapak Presiden pada kesempatan tersebut. Berikut ini 12 rekomendasi tersebut : PPI Dunia mendukung pendirian Rumah Budaya Indonesia (RBI) di beberapa Negara strategis dengan tiga catatan :
- Realisasi pendirian RBI dilakukan secepat-secepatnya, pemerintah wajib mengawal proyek pendirian RBI ini agar tetap pada jalurnya dan dikelola secara transparan, serta melibatkan secara formal peran PPI di negara bersangkutan.
Ke-12 rekomendasi ini dijawab langsung oleh Bapak Presiden yang pada awalnya beliau rencanakan untuk kemudian dijawab oleh kementrian terkait. Hal ini menandakan bahwa rekomendasi-rekomendasi yang disampaikan oleh tiap komisi PPI Dunia merupakan hal yang cukup krusial dan harus diperhatikan untuk Indonesia yang lebih baik. Selain diisi dengan seminar-seminar tersebut diatas, kurang lebih 53 delegasi perwakilan PPI dari setiap negara serta tamu undangan lainnya mengikrarkan"sumpah pemuda PPI se-Dunia 2.0" yang dipimpin oleh Koordinator Umum PPI Dunia, Zulham Effendi. Adapun isi dari sumpah pemuda PPI se-Dunia tersebut adalah sebagai berikut: Sumpah Pemuda PPI se-Dunia Kami putra dan putri perhimpunan pelajar Indonesia (PPI) se-dunia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air yang bebas korupsi dan berkeadilan dalam hukum, tanah air Indonesia. Kami putra dan putri perhimpunan pelajar Indonesia (PPI) se-dunia, mengaku berbangsa satu, bangsa yang mengedepankan ilmu pengetahuan untuk kemajuan dan kesejahteraan, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri perhimpunan pelajar Indonesia (PPI) se-dunia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa kejujuran dan kebenaran, bahasa Indonesia. Selanjutnya, masih dalam rangkaian acara simposium di hari Rabu, 19 Desember 2012, dihasilkan pula MOU antara PPI Dunia dan MITI (Masyarakat Ilmuwan dan teknolog Indonesia) yang bertujuan untuk menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi kedua belah pihak dalam rangka pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat, yang juga selaras dengan tujuan dibentuknya MITI yakni mewujudkan komunikasi yang efektif antar ilmuwan dan teknolog yang berwarganegara Indonesia dalam membangun iptek-industri untuk Indonesia baru yang tangguh dan mandiri. Memorandum of Understanding yang ditandatangani ini rencananya akan berlangsung selama enam tahun dan diharapkan mampu menjadikan sebuah kontribusi nyata untuk pengembangan ilmu dan pengetahuan serta teknologi bagi Indonesia. Oleh Andi Liza Patminasari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H