Mohon tunggu...
andi darpanio
andi darpanio Mohon Tunggu... Foto/Videografer - fotografer

suka moto

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gen Z dan Agen Perubahan

14 Oktober 2023   13:02 Diperbarui: 14 Oktober 2023   13:06 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Pemuda kita sekarang adalah generasi Z. Generasi Z adalah generasi yang lahir tahun 1997 (berumur 26 tahun pada tahun ini) sampai tahun 2012 (umur 11 tahun).  Entrepreneur asal Kanada  bernama Ryan Jenkins pernah menulis bahwa generasi Z punya harapan, preferensi dan prespektif yang berbeda dengan generasi sebelumnya (generasi millennials). Hal ini sering dianggap jadi tantangan tersendiri bagi organisasi (yang bisa juga tantangan bagi bangsa)

Selain itu karakter gen Z dianggap lebih beragam, bersifat global, serta memberikan pengaruh pada budaya dan Masyarakat kebanyakan. Hal yang paling sangat menonjol, adalah gen Z mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi kehidupan mereka. Teknologi bagi mereka adalah udara yang mereka hirup.

Karena sifat dan karakter ini harus bisa dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk peka dan punya preferensi yang baik soal ke-indonesiaan. Sikap mudah melemparkan klaim sesat dan tindakan perundungan yang sering dilontarkan oleh berbagai pihak termasuk generasi-generasi sebelumnya, sebenarnya adalah buah perilaku eksklusif yang tidak mau menerima perbedaan. Ini pentingnya sang gen Z diberi preferensi soal perbedaan dengan lebih baik. Dengan begitu tidak mudah terjerembab pada hal yang sempit sampai tindakan radikal.

Karena sejatinya, benih-benih intoleransi ini jika dikelola secara ideologis maka akan melahirkan sikap antipati dan rentan berujung tindakan ekstrem. Sikap intoleran rawan dimanfaatkan oleh paham transnasional yang gemar mengklaim mungkar, bid'ah dan kafir. Fenomena ini juga menjadi dalih bagi kelompok transnasional untuk menegakkan sistem khilafah di Indonesia karena bullying adalah anak kandung dari bobroknya pendidikan di bawah sistem demokrasi. Ini yang harus dijauhkan atau dihindari oleh gen Z.

Sejatinya, pemuda, termasuk generasi Z dan generasi millennials bisa diberdayakan menjadi katalisator perdamaian dengan memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan pendapat. Pemuda merupakan agent of peace dengan memberikan pengertian tentang kesetaraan hak-hak manusia dan pentingnya mengapresiasi perbedaan identitas.

Karena pemuda merupakan aset dan harapan untuk terus merawat warisan budaya bangsa agar tidak tergerus oleh perubahan zaman dan paham transnasional yang gemar membid'ahkan dan mengklaim kemungkaran. Dalam hal ini, para pemuda kudu siaga karena tantangan yang akan dihadapi membutuhkan pengetahuan yang progresif, misalnya tentang relasi agama dengan negara dan budaya di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun