Jakarta, 14 Januari 2025 — Peserta seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tahun 2024 menyampaikan keberatan terkait proses dan hasil Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) Psikotest. Keberatan tersebut karena adanya indikasi bahwa pelaksanaan psikotest tidak dilakukan secara kredibel dan akuntabel serta memunculkan dugaan adanya permainan dalam proses pemilihan vendor pelaksana.
1. . Kredibilitas Pelaksanaan Psikotest.
Berdasarkan laporan peserta, terdapat dugaan kesalahan algoritma perhitungan hasil psikotest yang menyebabkan ketidaksesuaian hasil akhir. Para peserta mempertanyakan validitas dan reliabilitas alat tes yang digunakan serta kompetensi vendor penyelenggara yakni PT Proxsis Solusi Humaka. Selain itu, lebih dari separuh peserta, yaitu sekitar 52%, dinyatakan tidak memenuhi passing grade, yang memunculkan keraguan terhadap akuntabilitas proses seleksi.
"Kami mempertanyakan sejauh mana alat tes ini telah melalui uji ilmiah yang sesuai standar. Ketidakkonsistenan ini sangat mempengaruhi kepercayaan kami terhadap hasil seleksi," ujar salah satu peserta yang tidak lolos.
2. Validitas dan Akuntabilitas.
Data menunjukkan dari total 10.589 peserta, hanya 4.175 yang dinyatakan lulus, sementara 6.414 lainnya tidak lolos. Dari angka tersebut, 5.428 peserta tergolong Tidak Memenuhi Syarat (TMS-1) tdaik lolos passing grade SKB Psikotest yang menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas dan keabsahan alat ukur yang digunakan.
3. Dugaan Permainan dalam Pemilihan Vendor
Proses pemilihan vendor juga menjadi sorotan. PT Proxsis Solusi Humaka awalnya dinyatakan tidak memenuhi kualifikasi pada lelang pertama, namun akhirnya lolos pada lelang kedua setelah syarat minimal pemilihan vendor diubah. Perubahan syarat tersebut, yang awalnya mewajibkan penyediaan barang sekurang-kurangnya dalam kelompok/grup yang sama dengan minimal 3 pekerjaan dalam tiga tahun terakhir, diubah menjadi 1 pekerjaan dalam tiga tahun terakhir. Hal ini memunculkan dugaan adanya potensi konflik kepentingan.
"Perubahan syarat lelang yang menimbulkan kecurigaan yang menurunkan kepercayaan terhadap integritas proses lelang dalam pemilihan vendor pelaksana psikotest," tambah seorang peserta lainnya.
4. Indikasi Ketidakorisinalan Soal-Soal Psikotest
Ditemukan indikasi bahwa proses pelaksanaan soal kepribadian psikotest merupakan salinan dari soal psikotest Kawan Lama Group yang telah diunggah di platform YouTube dua tahun lalu. Hal ini bertentangan dengan persyaratan dokumen lelang yang mewajibkan soal harus original dan milik sendiri. Minimnya variasi soal juga disoroti karena membuka peluang penyebaran soal-soal asli oleh oknum tak bertanggung jawab.