Mohon tunggu...
Andi KT
Andi KT Mohon Tunggu... -

Berusaha hidup sederhana dan tidak beranak pinak demi kesehatan fisik dan jiwa serta untuk ikut memperkecil kerusakan lingkungan hidup. \r\n\r\nTidak menyukai polusi suara dari tetangga dan kendaraan. Polusi udara membuat migrainku kumat.\r\n\r\nMengutamakan common sense and humanism.\r\n\r\nMengharapkan perdamaian dunia...\r\n\r\nPancasila , Bhinneka Tunggal Ika dan Kesatuan Republik Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Sampai Indonesia Seperti Italia

9 April 2011   12:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:58 1069
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari yang lalu ada tulisan di Kompasiana tentang kotornya WC di kota Padua ,  Italia. Orang menyeberang jalan pun sesukanya  dan ada pedagang asongannya , tak seperti di kota-kota lain di Eropa yang dikunjunginya. Pendeknya , mirip Jakarta , tulisnya. Entah ini merupakan pujian atau apa .

Hal ini mengingatkan penulis pada  film dokumenter  yang membedah  tentang  politisi yang sangat  kaya di Italia , yaitu Silvio Berslusconi.

Sejak tahun 1969  - 1980  Italia dilanda  gelombang  bom .  Menurut yang diwawancarai di dokumenter itu  ( mantan jaksa , mantan politisi   dll ) , hal ini ada hubungannya dengan organisasi rahasia ( atau , setengah rahasia ) , P2 dan maffia di Italia yang memerangi pemerintah  . Tentunya organisasi ini , P2 , menolak  tuduhan tersebut.

P2 memiliki banyak anggota dan bertujuan untuk menginfiltrasi badan intelijen , militer  dll.  Kemudian obyek infiltrasinya diperluas menjadi  pemimpin bank , pengusaha papan atas dll.

Tujuan akhirnya adalah penggantian negara demokrasi menjadi negara fasis , di mana SATU orang yang berkuasa penuh. Anggota parlemen  fungsinya cukup menjadi tukang stempel saja ; yes sir .Serikat kerja juga dipersilakan pergi jauh-jauh. Dan orang yang banyak omongnya di Kompasiana , silakan buat paspor dan menjadi pengungsi politik.

Salah satu anggota mudanya adalah si Berlusconi. Sekitar 1000 kaum elite menjadi anggota P2 , tidak heran network tersebut menguntungkan Berlusconi dalam membiayai ekspansi bisnisnya dan dalam dunia politik.

Ekspansi bisnisnya tentu saja dilakukan dengan jalan kasar , tanpa memperdulikan etika bisnis , apalagi hukum yang berlaku. Misalnya soal saluran televisinya. Ada 3 , walau seharusnya dia berhak cuma 2. Walau pun pengadilan di Uni Eropa telah memutuskan agar Berlusconi memberikan saingannya saluran itu , tetap saja dia tak peduli !

Bukan cuma itu , selama sekitar 16 tahun dia berkuasa , ada 36 hukum yang dibentuk olehnya  ( atau , oleh kaki tangannya)  agar  dia / bisnisnya bisa lolos dari jeratan hukum !

Dilengkapi dengan kekayaannya yang mampu membayar saksi yang palsu...

(Tak urung juga menjadi  bertanya-tanya dalam hati : Membunuh orang ? )

Kita bersyukur  bukan kita yang mempunyai politisi nasional yang SANGAT memalukan Italia di Eropa .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun