PEDAGOGI ALTERNATIF DALAM MENGHADAPIÂ LEARNING LOSSÂ DI INDONESIA
ANDIKO NANDA FADILAH
Pendidikan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta
andikonf189@gmail.com
PENDAHULUAN
Pembelajaran tatap muka dialihkan menjadi daring demi keselamatan semua pihak. Langkah ini bukan suatu kesengajaan, tidak ada yang menginginkannya pula karena tidak ada satupun jaminan bahwa substansi materi pembelajaran dan esensi mendidik peserta didik dapat terpenuhi.
Sebagai negara yang masih berkembang, Indonesia masih sarat akan disparitas teknologi, seperti yang diberitakan CNN (2022) bahwa Menkominfo menjelaskan saat ini wilayah blankspot masih menyelimuti 12.548 desa.
Hal tersebut terbilang menyedihkan karena desa tersebut bukan hanya desa di daerah 3T, melainkan juga termasuk di desa dengan pembangunan ekonominya sudah baik. Pandemi dan disparitas teknologi menjadi perpaduan yang sempurna dalam terjadinya learning loss serta bahaya tidak terlihat yang tidak pula disadari.Â
Haryati (2022) menyatakan bahwa learning loss merupakan kondisi sebagian kecil atau sebagian besar capaian hasil belajar peserta didik hilang akibat terhentinya atau terganggunya proses pembelajaran di sistem pendidikan.
Melalui tulisan ini, penulis akan berdiri pada sisi kesatuan sosial di masyarakat yang saat pandemi mengalami patologi atau sedang "sakit", dengan menggunakan konsep sosialisasi sebagai salah satu konsep dasar-dasar ilmu sosial.Â
Penulis juga akan menggunakan buah pikiran dari Hidayat (2014) tentang definisi pendidikan yang dikemukakan dalam konsep sosiologi, yakni: 1. Pendidikan untuk mendapatkan peran sosial; 2. Pendidikan sebagai sebuah metode sosialisasi orang dewasa kepada generasi muda; 3. Pendidikan sebagai metafora hipnosis.