Mohon tunggu...
Andika Tirta
Andika Tirta Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah siswa tamatan sekolah marsudirini hobi sekarang saya adalah menulis saya sedang menempuh pendidikan calon imam di Seminari Menengah Stella Maris Bogor

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bunda Maria dan Nabi Yesaya Teladan Generasi Muda Berjalan Bersama Panggilan

18 April 2024   17:37 Diperbarui: 18 April 2024   17:42 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bogor- Bunda Maria adalah sosok yang peka terhadap panggilan Allah. Melalui peristiwa itu Allah mengabarkan sukacita melalui malaikat Gabriel bahwa, Maria akan mengandung Yesus dari Roh Kudus. Tadinya, Maria tidak yakin akan panggilan untuk menjadi bunda sang penyelamat dengan berkata "Bagaimana mungkin hal itu mungkin terjadi ?" ( Luk 1:34). Setelah Gabriel memberitahukan "Roh Kudus akan turun atasmu "( Bdk.Luk 1:35) dengan kerendahan hatinya  dan keterbukaannya terhadap panggilan Allah,  Bunda Maria pun mengakui bahwa dirinya adalah seorang hamba (Bdk..Luk 1 :38).  

Demikian juga,  para generasi muda dipanggil untuk mewartakan kabar suka cita kepada sesama melalui panggilan khusus, dengan menjadi Imam atau Biarawan. Para generasi muda harus terus membuat pilihan-pilihan yang mengarahkan hidup mereka. (Orang muda, Iman, dan Panggilan. 8) Allah memberikan pilihan hidup kepada mereka seperti Maria yang dipanggil menjadi Bunda sang penyelamat yaitu Yesus. Panggilan tersebut dalam wujud menghadirkan Yesus dalam kehidupanya sehari-hari dalam kata lain melahirkan Yesus di tengah kehidupan.

Paus Benediktus XVI  dalam pesannya pada minggu panggilan sedunia ke-16 , Mei 2016 mengatakan "izinkanlah saya mengajak seluruh umat kristiani untuk meneladani Yesus kepada murid-murid- Nya akan senantiasa merenungkan tema: Panggilan, Inisiatif Allah dan jawaban manusia ajakan berkumandang dalam Gereja".  "Mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (Mat 9:38) ".  Panggilan adalah sebuah rahmat yang diberikan Allah kepada setiap manusia seperti yang dialami oleh Bunda Maria sendiri.  Bunda Maria dipanggil dan ia menjawab  dalam kondisi belum bersuami. Bunda Maria saat itu kebingungan namun karena kepekaan dan keterbukaan akan panggilan Allah, maka ia menanggapi panggilan itu dalam suka cita. Panggilan diartikan juga sebagai sebuah misteri yang melampaui kemampuan kita sebagai manusia. Hal pertama yang harus dilakukan oleh kaum muda adalah membuka diri terhadap rahmat panggilan Allah.  

Masalahnya, Para generasi muda yang terpanggil hidup di tengah kemelut perkembangan zaman modern, mengalami masalah dalam menanggapi panggilan. Hal tersebut karena, adanya sikap - sikap  individualisme, formalisme dan hedonisme. Peranan Gereja menjadi sangat penting karena Gereja selalu memiliki perhatian khusus kepada panggilan pelayan tertahbis (Orang muda,Iman dan penegasan Panggilan 89). Bagaimana Gereja Menghadapi masalah-masalah itu? Dalam dokumen Orang muda, Iman dan Panggilan pada bagian satu mengenai berjalan bersama mereka, Gereja berusaha mendengarkan orang-orang muda yang terpanggil untuk mengikuti panggilan yang mengarahkan mereka, pada pembuatan pilihan-pilihan. Ini mengungkapkan keinginan para generasi muda ingin diakui, didengarkan dan didampingi (Bdk.Orang muda, Iman dan penegasan Panggilan.7).

Apa yang dialami oleh para generasi muda senada dengan pengalaman Nabi Yesaya ia mengalami pengalaman diutus kepada Bangsa Israel yang menjadi buta dan tuli (bdk. Yes 42:19). Akan tetapi, tekad Sang Nabi tetap berjalan pada jalan kebenaran dan mengarahkan perhatiannya pada panggilan Allah. Sekalipun para generasi muda berjalan di tengah kemelut perkembangan zaman modern terdapat situasi positif yang menghantarkan para kaum muda, pada kesiapan baru dalam pencarian pemikiran-pemikiran yang terbuka dan kritis.  Sehingga dalam menghadapi zaman para generasi muda tidak hanyut dalam sikap-sikap individualisme, formalisme dan hedonisme. 

Hal ini menawarkan  perjalanan panggilan yang mengarah pada penyerahan diri sepenuhnya kepada Kristus dan Gereja dalam imamat. Panggilan  menjadi imam berakar dan bersumber dalam Allah dan rencana kasih-Nya. Yesus membawa perjanjian baru dengan pemberian dirinya dan darah-Nya. Dengan cara tersebut hadirlah pribadi yang memiliki sifat-sifat Yesus Sang Mesias (Karunia panggilan imamat Pedoman Pembentukan Hidup Imamat Indonesia  Ad experimentum 3 Tahun Komisi Seminari KWI 2020).

Maka para generasi muda harus  punya motivasi yang otentik terhadap panggilan imamat. Karena segala bentuk motivasi otentik adalah sebuah pemicu pemberian diri  yang tidak ada batasnya. Ditandai dengan semangat kerasulan dan misioner yang sama dari Kristus, aspek hakiki dari seorang imam yang tidak berubah, yaitu "menyerupai Kristus" (PDV 5). Melalui pengalaman-pengalaman yang memicu gairah untuk menjadi saksi akan cinta kasihnya terhadap dunialah para generasi muda bisa dikatakan punya motivasi yang otentik. Motivasi itu akan diolah kembali dalam rumah pembinaan, disini mereka diajari untuk bertanggung jawab atas panggilanya.

Para Generasi Muda yang sudah menjalani panggilannya di rumah-rumah pembinaan, teladan bunda Maria terhadap panggilannya adalah contoh bagaimana generasi muda menanggapi panggilan dengan kerendahan hati dan keterbukaan akan kehendak Allah. Bunda Maria mengajak para generasi muda merefleksikan peranan Roh kudus dalam keseluruhan hidupnya di rumah pembinaan. Hal ini tampak dalam kegiatan rohani, berkomunitas dan kebiasaan belajar sebagai tanggung jawab atas panggilannya. Setelah para generasi muda  bertanggung jawab atas panggilannya itu dalam hidupnya di seminari menengah, barulah mereka merasakan sense of belongings akan panggilannya secara pribadi maupun memiliki rasa kepemilikan terhadap rekan-rekan seperjalanan panggilan.  Hingga pada akhirnya mereka punya sense of community bahwasanya mereka sudah melebur di dalam komunitas. Komunitas membentuk pribadi-pribadi dengan sedemikian rupa, supaya menjadi seorang gembala yang sesuai dengan pribadi Yesus. 

Dalam refleksi saya pribadi,  akhirnya saya menemukan bahwa Allah akan memanggil setiap pribadi melalui pengalamannya dalam hidup berkomunitas.  Dari masalah-masalah yang ada di dunia modern ini, para generasi muda yang terpanggil itu ditantang untuk mengikuti Nabi Yesaya yang dipanggil di tengah kondisi buruk pada zamannya.  Kiranya para generasi muda siap dipanggil dan diutus kemana saja. Begitulah panggilan, selalu berjalan bersama ia  berasal  dari Allah kepada hati manusia, untuk menggairahkan manusia menjadi saksi akan cinta kasihnya terhadap dunia. Tidaklah lupa para generasi muda harus memohon pertolongan kepada Bunda penebus agar mereka bisa menuju pada pemilik panggilan sejati. Akhir kata  semoga para generasi muda bisa berjalan bersama panggilannya seturut teladan Bunda Maria dan Nabi Yesaya dan hendaklah mereka bertumbuh dan berkembang dan tidak meragukan bahwa dipanggil oleh-Nya karena yakin dikasihi-Nya dalam segala keadaan (bdk.christo vivit 112), Crescat Et Floreat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun