Mohon tunggu...
andikaroysaputra
andikaroysaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobby saya bermain futs

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menanamkan Nilai Toleransi Peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam Mencegah Radikalisasi

4 Januari 2025   08:23 Diperbarui: 4 Januari 2025   08:23 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk karakter dan pemahaman generasi muda tentang nilai-nilai kebangsaan. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan ini tidak hanya berfungsi sebagai sarana untuk memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara, tetapi juga sebagai upaya untuk mencegah radikalisasi di kalangan anak-anak dan remaja. Radikalisasi, yang sering kali berakar dari pemahaman yang keliru tentang ideologi dan nilai-nilai sosial, dapat mengancam keutuhan bangsa. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami bagaimana PKn dapat menjadi benteng dalam menanamkan nilai-nilai perdamaian, menghormati perbedaan, dan memahami pentingnya persatuan bangsa (Izma & Kesuma, 2019).
Melalui pendidikan PKn, generasi muda diajarkan untuk menghargai keragaman budaya dan pandangan yang ada di masyarakat. Materi yang diajarkan dalam PKn mencakup pemahaman tentang hak asasi manusia, toleransi, dan pentingnya dialog antarbudaya. Dengan demikian, PKn berperan dalam membentuk pola pikir yang kritis dan terbuka, sehingga anak-anak dan remaja dapat lebih mudah mengenali dan menolak paham-paham radikal yang bertentangan dengan nilai-nilai kebangsaan. Pertanyaannya adalah, bagaimana PKn dapat berperan secara efektif dalam mencegah paham radikalisme di kalangan anak-anak dan remaja? Melalui pendekatan yang tepat, pendidikan ini dapat menjadi alat yang ampuh untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki jiwa nasionalisme yang kuat dan rasa saling menghormati antar sesama (Fahmi, 2021).
Pembahasan
Salah satu elemen penting dalam sistem pendidikan Indonesia adalah pendidikan kewarganegaraan (PKn). Membentuk karakter dan sikap positif pada generasi muda adalah tujuan utama PKn, sehingga mereka dapat menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Salah satu konsep utama PKn, toleransi, membantu mencegah radikalisasi dengan menanamkan nilai-nilai perdamaian, toleransi, dan penghormatan terhadap perbedaan. Nilai toleransi mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan dalam hal agama, budaya, atau pandangan politik. Siswa sering berinteraksi dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, siswa dari berbagai suku dan agama belajar bersama di sekolah. PKn membantu siswa memahami bahwa perbedaan adalah kekayaan yang harus dihargai dan bukanlah halangan dengan mengajarkan toleransi. Ketika siswa belajar untuk saling menghormati, mereka akan lebih mampu menolak paham-paham radikal yang mengajarkan kebencian terhadap kelompok lain (Izma & Kesuma, 2019).
Selain itu, PKn mengajarkan hak asasi manusia (HAM), yang merupakan hak dasar yang dimiliki setiap orang. Untuk mencegah radikalisasi, pemahaman tentang HAM sangat penting karena ketidakadilan dan pelanggaran hak sering menimbulkan paham radikal. Siswa, misalnya, akan lebih sensitif terhadap masalah sosial yang ada di sekitar mereka jika mereka dididik tentang hak untuk hidup, hak untuk berpendapat, dan hak untuk mendapatkan pendidikan. Oleh karena itu, mereka memiliki kemampuan untuk secara aktif berkontribusi pada pembentukan lingkungan yang adil dan damai serta menolak kekerasan yang merugikan orang lain (Fahmi, 2021).
Selain itu, PKn mengajarkan orang tentang betapa pentingnya persatuan bangsa. Dalam lingkungan Indonesia yang kaya akan keragaman, penting bagi generasi muda untuk memahami bahwa persatuan adalah kunci untuk menjaga keutuhan negara. Siswa dididik untuk menghargai perjuangan para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan saat merayakan hari kemerdekaan. Siswa yang belajar tentang sejarah dan nilai-nilai bangsa mereka akan lebih mencintai negara mereka dan merasa lebih bertanggung jawab untuk menjaga kedamaian dan persatuan di masyarakat mereka (Julita, 2021).
Terakhir, PKn mengajarkan pentingnya berbicara dan berkomunikasi dengan baik. Kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik dalam menghadapi perbedaan pendapat sangat penting. Misalnya, siswa diajarkan untuk mendengarkan teman-teman mereka dan berbicara dengan sopan saat berbicara dalam diskusi kelas. Dengan cara ini, mereka belajar menghargai sudut pandang orang lain dan menghindari konflik yang dapat muncul karena perbedaan pendapat. Dialog konstruktif dapat mencegah radikalisme, yang seringkali bergantung pada kekerasan sebagai solusi (Pujisusanti, 2024).
Dengan menerapkan ide-ide ini dalam pendidikan kewarganegaraan, kita dapat membekali generasi muda dengan pemahaman yang kuat tentang nilai-nilai kebangsaan dan pentingnya hidup dalam harmoni. Dengan pendidikan yang baik, diharapkan generasi muda dapat menjadi agen perubahan yang positif dan mampu menolak paham radikalisasi, yang dapat merusak tatanan sosial dan keutuhan bangsa (Furi Amelia Andini, 2024).
Kesimpulan
Pendidikan kewarganegaraan (PCn) sangat penting untuk mengubah sikap dan karakter generasi muda, terutama dalam hal mencegah radikalisasi. Dengan menanamkan nilai-nilai toleransi, pemahaman tentang hak asasi manusia, kesadaran akan pentingnya solidaritas, dan kemampuan untuk berbicara secara konstruktif, masyarakat membantu generasi muda mengenali perbedaan dan menentang gagasan yang mengarah pada kekerasan. Menggunakan ide-ide ini dalam kehidupan sehari-hari akan sangat membantu karena dapat membangun masyarakat yang rukun dan damai di mana setiap orang merasa dihargai dan berpartisipasi dalam menjaga keutuhan negara. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan tidak hanya menjadi mata pelajaran di sekolah tetapi juga menjadi landasan untuk menghasilkan generasi yang cerdas, moral, dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara (Furi Amelia Andini, 2024).

Daftar Pustaka
 fahmi,  rizal, Nadya, A., Rizki Adhari, N., & baynal hubi,  zindan. (2021). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Upaya Diradikalisasi Generasi Muda. Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan, 6(2), 33--42. https://doi.org/10.24269/jpk.v6.n2.2021.pp33-42
Furi Amelia Andini, V. A. N. A. (2024). Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Meningkatkan Kesadaran Berbangsa Dan Bernegara. Jurnal Hukum Dan Kewarganegaraa, 5(4).
Izma, T., & Kesuma, V. Y. (2019). Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membangun Karakter Bangsa. Wahana Didaktika: Jurnal Ilmu Kependidikan, 17(1), 84. https://doi.org/10.31851/wahanadidaktika.v17i1.2419
Pujisusanti, R. (2024). Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan Membangun Sekolah Damai. Pelita: Jurnal Penelitian Dan Karya Ilmiah, 24(1), 36--47. https://doi.org/10.33592/pelita.v23i2.4886

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun