Mohon tunggu...
Andika Mongilala
Andika Mongilala Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Seorang Anak Muda yang selalu ingin menulis agar kiranya Pemikiran dan karyanya dapat dibaca dan diejawantahkan ke seluruh pelosok negeri ini, demi memajukan Pendidikan di Negeri ini, \r\nKarena motto saya "BERANI MENULIS BERARTI BERANI SUKSES"

Selanjutnya

Tutup

Money

Pengusaha Muda

24 Oktober 2010   09:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:09 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Oleh Andika Mongilala,SE. MM


Bagi Indonesia, William Henry Gates III, nama itu mungkin agak asing bagi kita. Tapi coba sebut, Bill Gates, Anda pasti maklum. Dia lah pendiri Microsoft (bersama Paul Allen), dan kini tercatat sebagai orang paling kaya di dunia versi Majalah Forbes. Tahun lalu, majalah itu menyebut kekayaan Bill Gates mencapai US$46,5 triliun! Itu, sudah terpangkas separuh dari total asetnya pada 1999, yang mencapai US$90 triliun. Di bawah kendali Gates, Microsoft tumbuh sebagai raksasa software dunia. Mempekerjakan tak kurang dari 55.000 karyawan di 85 negara, pada semester I 2004, Microsoft mampu menuai pendapatan hampir US$37 miliar. Gates juga terus memperbarui teknologi Microsoft, agar semakin efektif dan ramah bagi setiap pengguna komputer.


Lahir di Seattle, pada 28 Oktober 1955, Gates sudah terpikat pada bidang peranti lunak pada usia yang sangat muda. Dia bahkan mulai membuat program komputer saat usianya belum genap 14 tahun, dan menciptakan bahasa BASIC pada 1973, ketika masih kuliah di Harvard University.


Lalu, sebut pula nama Steven Paul Jobs. Jobs juga tercatat sebagai pemain utama di industri komputer. Bersama karibnya, Steve Wozniak, Jobs dikenal sebagai pendiri Apple Computer Co. Jobs membidani kelahiran Apple dari garasi rumahnya yang sederhana, dan resmi mengibarkan bendera Apple pada 1976. Belakangan, sekitar 1986, Jobs-yang sangat dikagumi karena keahliannya meyakinkan orang dan kemampuannya sebagai salesman unggul-merambah industri animasi. Bersama Edwin Catmull, dia mendirikan Pixar, sebuah studio animasi komputer di Emeryville, California. Karena kepemimpinannya di Pixar, dan kemapanannya di Apple, Jobs dinilai banyak pengamat industri hiburan, sebagai salah satu calon pengganti Michael Eisner, pemimpin Walt Disney Company, yang mendistribusikan dan mendanai film buatan Pixar.


Paradigma baru Kisah sukses Bill Gates dan Steve Jobs, barangkali telah menjadi klasik. Cerita mereka memulai usaha, kerap dijadikan contoh, betapa sebuah obsesi bisa membawa seseorang ke puncak ketenaran-baik karena kualitas karyanya maupun kekayaannya. Betapa sebuah ide orisinal yang mungkin awalnya tak diperhitungkan, ditambah dengan tekad yang membara, kelak terbukti mampu mengubah dunia.


Setelah era konglomerasi di Indonesia ‘rontok’, sebenarnya kini saatnya bagi para generasi muda untuk berani tampil menjadi para pengusaha muda yang tangguh. Indonesia membutuhkan banyak sekali para pengusaha muda dengan etos kerja yang positif, smart dan profesional. Dan ini merupakan hal yang mutlak! Semangat dan etos seperti di ataslah yang seharusnya ditiru para pengusaha muda kita agar eksis di tengah persaingan global yang semakin ketat.


Pengusaha muda kita perlu membekali diri dengan kreativitas dan tekad untuk selalu menciptakan nilai tambah dari produk atau usahanya. Sehingga, nilai tambah itu nantinya dapat memberi manfaat bagi industri yang digelutinya-menambah devisa negara, mendongkrak penerimaan pajak, menciptakan lapangan kerja baru dan memberi layanan publik secara optimal, juga mengibarkan Merah Putih di tengah dunia.


Pengusaha muda seperti itu di Indonesia, sebenarnya cukup banyak. Tapi mereka lebih kerap memilih “diam dalam bekerja”-bahkan, cenderung menjauhi publikasi. Orang kemudian, baru mengenal mereka dari karya-karya dan hasil kerjanya yang spektakuler.


Sayangnya, di Indonesia, pengusaha yang kerap muncul, adalah mereka yang sejatinya adalah politikus. Atau pengusaha petualang. Yang biasanya memanfaatkan statusnya sebagai pengusaha untuk meraih karier politik. Misalnya, menggalang dana masyarakat sebanyak-banyaknya, baik dari pasar modal atau pinjaman bank, lalu mencoba menelikung hukum untuk mengemplang kewajibannya. Stop praktik seperti itu! Dan mulai dengan hal-hal yang profesional dan etis!


Coba kita bayangkan jika para eksekutif muda di berbagai lini korporasi di Indonesia berani mengambil keputusan untuk menjadi pengusaha muda. Pasti ekonomi Indonesia akan semakin semarak dengan berbagai bisnis yang bergairah, juga dengan penemuan-penemuan yang luar biasa! Coba juga kita bayangkan jika setiap setiap mahasiswa, membuat inkubator bisnis di masa akhir kuliahnya. Pasti Apple-apple baru akan bermunculan di Indonesia. Mengapa tidak dari sekarang mengubah paradigma? Menjadi pengusaha muda yang profesional?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun